REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan tingkat inflasi pada akhir tahun bisa mencapai kisaran 3,0 persen hingga 3,1 persen, setelah inflasi tahun kalender telah mencapai 2,59 persen.
"Kita baru 2,59 persen sampai akhir November, tapi akhir tahun dugaan saya antara 3 persen-3,1 persen. Kira-kira begitu, masih lebih kecil dari total tahun lalu," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Kamis (1/12).
Darmin memperkirakan laju inflasi Desember sama seperti November yang mengalami inflasi 0,47 persen setelah sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan seperti cabai merah, bawang merah, cabai rawit dan tomat sayur. "November karena musim kemarau yang basah, itu membuat harga pangan memang naik. Bukan beras, tapi cabai, sayur dan jagung. Sektor lain juga terkena pengaruh, meski tidak banyak," kata Darmin.
Selain itu, Darmin menilai proyeksi inflasi yang lebih tinggi dari sebelumnya memberikan ruang kepada petani untuk mendapatkan harga yang tinggi. Ia meyakini di sisa waktu 2016 ini, pemerintah tetap bisa menjaga inflasi di kisaran 3 persen.
"Kita masih punya sebulan untuk jaga inflasi. Namun memang kalau urusan sayur dan lainnya tidak ada. Biarlah sekali-sekali rakyat kita menerima harga lebih bagus," ujar Darmin.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menambahkan bila tingkat inflasi bisa dijaga pada Desember 2016, maka laju inflasi pada akhir tahun tidak akan melebihi angka 3,5 persen. Dalam periode ini, untuk menjaga inflasi nasional hingga akhir 2016, Sasmito mengatakan tarif transportasi serta harga komoditas seperti telur dan daging harus dikendalikan agar tidak melambung tinggi menjelang Natal dan Tahun Baru. "Kuncinya adalah tarif angkutan, harga beras, ayam, telur dan cabai. Cabai mungkin Desember turun dibandingkan November. Kalau itu kita jaga, saya kira inflasi Desember juga terjaga. Intinya kondusif untuk ekonomi sekarang, karena melewati empat persen sudah pasti tidak mungkin," katanya.
Badan Pusat Statistik mencatat salah satu komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi pada November 2016 sebesar 0,47 persen adalah cabai merah yang dalam periode ini mengalami gangguan pasokan akibat cuaca dengan intensitas hujan tinggi di berbagai daerah. Selain cabai merah, komoditas lain penyebab terjadinya inflasi adalah bawang merah, cabai rawit, tomat sayur, tarif pulsa ponsel, beras, bayam, kacang panjang, kangkung, cabai hijau, tomat buah, bawang putih dan nasi dengan lauk.
Namun, ada komoditas yang mengalami penurunan harga pada November dan justru menahan pergerakan inflasi seperti telur ayam ras, daging ayam ras, ikan segar, kentang, apel, gula pasir, semen, emas perhiasan dan tarif angkutan udara. Dengan inflasi November mencapai 0,47 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-November 2016 telah tercatat sebesar 2,59 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) mencapai 3,58 persen.
Baca juga: Harga Pangan Masih Sumbang Inflasi Terbesar