REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Teguh Firmansyah, Wartawan Republika.co.id
William Soeryadjaya mungkin tak menyangka, jika namanya bakal menjadi salah satu nama jembatan di Indonesia. Pada Desember 2015, pemerintah diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan jembatan William yang melintasi Sungai Cimanuk di lajur tol Cikopo-Palimanan. Peresmian itu berlangsung, lima tahun setelah ia wafat.
Pengendara dapat melihat mudah plang bertuliskan jembatan Wiliam Soeryadjaya di sisi jembatan. Nama William tak terlepas dari nama PT. Astra Internasional. Ia telah membawa Astra mendunia. Astra tak hanya aktif di beragam bisnis intinya, namun juga kegiatan sosial yang sudah menjadi prinsip utama William.
Tercatat, Astra saat ini memiliki lebih dari 220 ribu karyawan yang tersebar di 190 anak perusahaan, perusahaan asosiasi maupun pengendalian bersama entitas yang menjalankan enam segmen usaha. Astra bergerak dari mulai bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logisitik hingga teknologi informasi.
Di sektor otomotif yang menjadi unggulan Astra, tercatat jalinan kerja sama dengan beragam industri terkenal dari mulai Toyota, Honda hingga BMW. Penjualan produk Astra selalui mendominasi dalam setiap pameran. Astra juga dikenal dengan produk-produk inovatifnya. Hal itu tampak terlihat pada pameran otomatif GIIAS di Serpong beberapa bulan lalu, Astra menjadi salah satu pabrikan yang menawarkan inovasi-inovasi baru.
Sebut saja FCV Mobil Hidrogen. Mobil bergaya futuristik ini menjadi daya tarik pengunjung GIIAS. Dengan bentuk aerodinamis dan layaknya seperti mobil-mobil terbang di film, kendaraan berbahan bakar hidrogen ini cukup menarik perhatian pengunjung. Mereka terlihat asyik mengambil foto berlatar belakang mobil masa depan itu.
"Setiap tahun Toyota Astra memang menampilkan model mobil futuristik. Namun model yang dilihat saat ini masih bisa berubah," ujar Yosa salah satu penjaga stan kendaraan futuristik tersebut kepada Republika.co.id.
Pada pameran itu, PT Toyota Astra Motor (TAM) membukukan penjualan kendaraan hingga 8.286 unit. Produk andalan yang menjadi motor penjualan di antaranya Avanza, Sienta, Kijang Innova, Fortuner, Rush serta tak kalah ketinggalan produk baru Toyota All New Calya. Penjualan ini turut mendongkrak pendapatan Toyota Astra Internasional, sebagai induk perusahaan. Pada 2016 laba bersih Astra hingga kuartal ketiga mencapai Rp 11,277 triliun. Sementara pendapatan bersih mencapai Rp 132, 294 triliun.
Penjualan mobil tercatat naik 10 persen. Hanya saja Astra Internasional masih tertekan di bisnis alat berat dan kontraktor penambangan. Kondisi itu tak terlepas dari situasi perekonomian dunia yang melambat serta melambannya sektor komoditas.
"Kinerja Grup Astra pada tahun ini diharapkan merefleksikan terus membaiknya kinerja bisnis otomotif, bersamaan dengan beberapa peningkatan kinerja di bisnis agribisnis serta sedikit pulihnya bisnis alat berat dan pertambangan, walaupun masih ada kekhawatiran terhadap tingkat kredit bermasalah di Bank Permata,” ujar Presiden Direktur Prijono Sugiarto.