REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (28/11) sore bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp 13.526, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.525 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan bahwa nilai tukar rupiah bergerak stabil terhadap dolar AS menjelang rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan menaikan suku bunga acuannya. "Pergerakan mata uang negara berkembang masih dipengaruhi oleh harapan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi," kata Rully Nova.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai aksi damai atau demonstrasi juga cenderung mendorong pelaku pasar mengambil posisi wait and see sehingga fluktuasi pasar valas di dalam negeri cenderung mendatar. "Diharapkan aksi damai nanti berjalan kondusif sehingga direspon positif pasar dan menjaga fluktuasi mata uang rupiah," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa pertemuan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam rangka mencapai kesepakatan pembatasan produksi turut mempengaruhi pasar keuangan berbasis komoditas. "Diharapkan tercapai kesepakatan sehingga harga komoditas bergerak lebih stabil," kata Ariston.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.467 dibandingkan Jumat (25/11) Rp13.570.