REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (25/11) sore, bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp 13.529 dari posisi sebelumnya sebesar Rp 13.509 per dolar AS.
"Dolar AS masih melanjutkan penguatannya terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah, seiring dengan makin optimisnya investor terhadap peningkatan suku bunga AS pada bulan Desember 2016," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (25/11).
Dolar AS, kata dia, juga masih didukung oleh rencana Presiden AS terpilih Donald Trump yang akan meningkatkan belanja fiskal dan memangkas pajak untuk memacu pertumbuhan perekonomian dan inflasi. "Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih cepat akan meningkatkan inflasi. Kondisi itu dapat mendorong The Fed dapat kembali memperketat kebijakan moneternya pada tahun 2017," katanya.
Di tengah situasi itu, lanjut dia, medorong dana-dana yang ada di negara berkembang beralih ke Amerika Serikat yang otomatis akan meningkatkan nilai dolar AS terhadap mata uang lainnya. Di sisi lain, dia mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang diperdagangkan menurun pada akhr pekan ini turut memengaruhi mata uang komoditas, seperti rupiah.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI crude, Jumat (25/11) sore, melemah 0,88 persen ke posisi 47,54 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah jenis brent crude turun 1,18 persen menjadi 48,42 dolar AS per barel.