Rabu 23 Nov 2016 15:57 WIB

BSM Dapat Suntikan Modal Rp 500 Miliar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Karyawati menghitung uang di Banking Hall Bank Syariah Mandiri, Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung uang di Banking Hall Bank Syariah Mandiri, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri menyuntik dana sebesar Rp 500 miliar kepada anak perusahaannya yakni Bank Syariah Mandiri (BSM) untuk memperkuat permodalan. Setelah penambahan modal tersebut, rasio kecukupan modal BSM akan berada pada kisaran 14,5 persen.

Corporate Secretary PT Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, suntikan dana tersebut dilakukan untuk menjaga agar permodalan BSM tetap berada pada posisi yang aman untuk mendukung ekspansi perusahaan. Diharapkan dengan tambahan modal ini BSM bisa membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9 - 10 persen sampai 2017.

"Penambahan modal ini diharapkan juga dapat meningkatkan valuasi BSM sehingga tetap memimpin pasar perbankan syariah," ujar Rohan di Jakarta, Rabu (23/11).

Penambahan modal kepada BSM merupakan salah satu rencana strategis perseroan yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2016. Selain itu, suntikan modal ini tidak berpengaruh terhadap kecukupan modal Bank Mandiri yang terjaga di kisaran 20 persen.

Dengan penambahan modal Rp 500 miliar, modal disetor BSM menjadi Rp 2,49 triliun dengan jumlah saham Bank Mandiri sebanyak 397,81 juta lembar saham. Adapun modal inti tercatat Rp 6,09 triliun. Rohan mengatakan, Bank Mandiri berencana untuk menyuntikkan modal kepada anak usaha lainnya dan besarannya masih dalam penghitungan.

Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan, penambahan modal ini akan memperkuat kinerja BSM dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. Dari sisi volume, kualitas dan profitabilitas BSM saat ini semakin membaik.

"Kami pada 2016 dan 2017 mematok pertumbuhan konservatif dengan mempertimbangkan makro ekonomi, dan menjaga kualitas," kata Agus.

Hingga September 2016, BSM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 53,2 triliun dan tumbuh 5,2 persen fari periode yang sama pada tahun lalu. Kemudian, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 66 triliun dan meningkat 10 persen dari September 2015. Sementara, laba bersih per September 2016 mencapai Rp 246 miliar atau naik 65,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement