Selasa 15 Nov 2016 09:12 WIB

Industri Keuangan Syariah Diperkirakan Tumbuh Pesat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Keuangan syariah, ilustrasi
Keuangan syariah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Industri keuangan syariah global diperkirakan akan mencapai 3,7 triliun dolar AS pada akhir 2020. Berdasarkan laporan Global Islamic Finance 2016, industri keuangan syariah secara global pada 2015 sudah mencapai 2,14 triliun dolar AS.

"Masih banyak ruang untuk mendorong pertumbuhan," ujar Ketua Dewan Juri untuk The Royal Award for Islamic Finance Tun Musa Hitam dilansir The Edge Markets, Selasa (15/11).

Musa yang juga ketua Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) mengatakan, Malaysia telah berhasil memajukan industri keuangan syariah global. Dia menyebutkan, pada pertemuan WIEF di London tahun lalu, telah terjadi kegiatan investasi sebesar 600 juta dolar AS dalam bentuk sukuk. Universalisasi keuangan syariah merupakan sebuah prestasi tersendiri, meskipun masih ada kekurangan infrastruktur di sejumlah negara. "Ada banyak minat dari berbagai negara untuk mulai membangun infrastruktur," kata Musa.

Sementara itu, CEO International Islamic Liquidity Management (IILM) Datuk Rifaat Ahmed Abdel Karim mengatakan, IILM telah melakukan penerbitan kembali sukuk sebesar 21 miliar dolar AS pada Oktober 2016. Menurutnya, penerbitan sukuk ini memiliki perbedaan dari perputraan sukuk sebelumnya. Perbedaannya adalah dari segi harga, ukuran, dan juga alokasi terhadap pemegang saham.

IILM merupakan lembaga internasional yang didirikan oleh bank sentral, otoritas moneter, dan organisasi multilateral dengan tujuan mengeluarkan instrumen keuangan jangka pendek sesuai prinsip syariah. Hal ini untuk memfasilitasi manajemen likuiditas antarbank syariah. Menurut Rifaat, kontribusi yang signifikan untuk pengembangan industri jasa keuangan syariah adalah peran penting dalam pembentukan standar internasional untuk dua badan yakni Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dan Islamic Financial Services Board (IFSB). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement