REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jakarta kembali menggelar perhelatan Indonesia Infrastructure Week (IIW) 2016, Rabu (9/11). Pameran yang melibatkan 600 peserta pameran, 162 pembicara dan lebih dari 22 ribu peserta ini akan digelar selama tiga hari. Pameran ini akan membahas, merencanakan, dan memberikan masukan serta info terbaru agenda pembangunan Infrastruktur Nasional Indonesia.
Seperti diketahui, dalam dua tahun infrastruktur Indonesia terus mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir dan menjadi sektor yang menjadi perhatian para calon investor. "Terutama para calon investor yang terlebih dahulu mengetahui berbagai proyek infrastruktur yang diproyeksikan pemerintah hingga 2019," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani di JCC Senayan, Rabu (9/11).
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar 450 miliar dolar AS untuk pembangunan infrastruktur selama 5 tahun ke depan. "Besarnya anggaran pembangunan infrastruktur tersebut telah membuka peluang pasar konstruksi yang sangat luas bagi pelaku usaha konstruksi di Indonesia,".
Untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek infrastruktur nasional, menurutnya perlu dipermudah akses informasi mengenai proyek-proyek infrastruktur prioritas seperti jalan, rel, pelabuhan, bandara serta energi, air dan kawasan industri. Pada IIW 2016, semua pemangku kepentingan baik swasta maupun pemerintah, nasional maupun internasional akan bertemu dalam rangka memperlihatkan perkembangan pembangunan infrastruktur di seluruh nusantara.
"Ini merupakan langkah awal untuk menciptakan kemitraan pemerintah-swasta yang lebih nyata untuk mewujudkan Konektivitas Nasional maupun Konektivitas ASEAN 2025," ujar dia.
Dalam rangka mengupayakan konektivitas ASEAN 2025, Indonesia kembali melanjutkan penghubung lintas laut antara pelabuhan Bitung (Manado, Indonesia) dan Davao (Filipina). Lintasan tersebut nantinya akan ditempuh selama 35 jam dengan kecepatan 10 mil per jam.