Rabu 09 Nov 2016 06:05 WIB

Harga Minyak AS Menguat pada Hari Pemilihan Presiden

Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak AS menguat pada Selasa (8/11) atau Rabu (9/11) pagi WIB, ketika para investor menunggu hasil dari pemilihan presiden Amerika Serikat.

Harga minyak AS naik hampir dua persen pada sesi sebelumnya setelah Biro Investigasi Federal AS (FBI) menyatakan calon presiden Demokrat Hillary Clinton tidak bersalah atas penggunaan server pribadi. Hasil investigasi terbaru FBI ini mengurangi kekhawatiran pasar atas ketidakstabilan perekonomian jika saingannya dari Partai Republik Donald Trump akan terpilih.

Direktur FBI James Comey pada Ahad (6/11) memberitahu anggota parlemen AS bahwa FBI tidak merubah kesimpulannya pada Juli untuk tidak memidanakan Clinton atas penggunaan server surat elektronik pribadinya selama ia menjabat sebagai menteri luar negeri AS. Berita itu terus meningkatkan kampanye Clinton pada pemilihan presiden AS pada Selasa (8/11) dan mengirim harga minyak AS naik 0,2 persen selama sesi perdagangan.

Para analis mengatakan investor secara umum memandang kemenangan Clinton sebagai hasil yang lebih baik, karena menyajikan lebih sedikit yang belum diketahui dan mungkin lebih stabil untuk pasar daripada kemenangan Donald Trump.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 0,09 dolar AS menjadi menetap di 44,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 0,11 dolar AS menjadi ditutup pada 46,04 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement