REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2016 ini diyakini akan lebih baik dari kuartal III ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, di kuartal terakhir mendatang pemerintah masih bertumpu pada investasi.
Ia meyakini, pertumbuhan investasi yang pada kuartal ini hanya sanggup terpacu 4,06 persen bisa ditingkatkan lagi ke depan. Sri menilai, masih ada sisi kepercayaan diri yang dimiliki oleh investor terhadap perekonomian Indonesia.
"Perusahaan-perusahaan yang akan melakukan ekspansi dari sisi usahanya. Maupun dari sisi perbankan dan pasar modal menjadi salah satu sumber untuk bisa mendanai kebutuhan untuk ekspansi," ujar Sri, di Jakarta, Selasa (8/11).
Kepercayaan yang dimunculkan investor ini, kata Sri, tergambar dari indeks ease of doing bussiness (kemudahan berbisnis) yang meningkat dibanding tahun lalu. Artinya, pelaku usaha mengaku kemudahan bagi mereka untuk memulai usaha menjadi lebih baik. Dari sisi pasar, Indonesia juga menjadi salah satu pasar terbesar dunia dengan nilai PMA dan PMDN yang terus meningkat.
Selain itu, kuartal IV ini Sri juga meyakini konsumsi pemerintah akan meningkat seiring dengan belanja pemerintah menjelang akhir tahun anggaran. Ia mengaku optimistis bahwa serapan anggaran pemerintah pusat bisa menyentuh 95 persen untuk masing-masing kementerian dan lembaga.
"Kuartal keempat faktor pemerintah kami harapkan akan lebih positif karena akselerasi belanja akhir tahun seperti biasa kuartal keempat. tu menjadi faktor positif baik dari konsumsi atau investasi secara total," katanya.
Seperti diketahui, perekonomian Indonesia mengalami perlambatan, dengan angka pertumbuhan pada kuartal III 2016 ini sebesar 5,02 persen. Angka ini menurun dibanding pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini yang tercatat 5,19 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan tertinggi disumbang oleh sektor informasi dan komunikasi yang naik 9,2 persen dibanding tahun lalu. Sementara sektor jasa keuangan dan asuransi mengalami kenaikan 8,83 persen dan sektor transportasi meningkat 8,2 persen dibanding tahun lalu.