Selasa 08 Nov 2016 10:37 WIB

Rupiah Melemah Terpengaruh Sentimen Ekonomi AS

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Seorang karyawati menghitung uang Rupiah pecahan seratus ribu disalah satu tempat penukaran uang di Jakarta Pusat, Senin (18/7).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang karyawati menghitung uang Rupiah pecahan seratus ribu disalah satu tempat penukaran uang di Jakarta Pusat, Senin (18/7). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini, Selasa (8/11) dibuka menguat 4 poin atau 0,03 persen di Rp 13.082 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.00 WIB rupiah terus terdepresiasi berada di level Rp 13.093 per dolar AS.

Adapun pergerakan rupiah hari ini diperkirakan berada di kisaran 13.075-13.099. Sebelumnya rupiah ditutup Rp 13.086 pada perdagangan di awal pekan ini.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, pelemahan rupiah ini karena dari faktor global, dolar AS cenderung masih menguat. Hal ini ditunjukkan dengan penguatan dolar index setelah rilis data tenaga kerja AS pada Oktober yang dirilis Jumat lalu yakni tingkat pengangguran kembali turun dan pertumbuhan upah yang juga cenderung meningkat, sehingga mendorong optimisme the Fed untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya pada FOMC Desember.

"Sementara itu, jelang Pilpres AS, pelaku pasar mewaspadai hasil Pilpres yang di luar perkiraan pasar sehingga pelaku pasar global cenderung beralih ke aset safe haven yakni dolar AS sehingga mendorong pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir ini," ujar Josua Pardede pada Republika.co.id, Selasa (8/11).

Menurut Josua, rupiah cenderung akan kembali melemah apabila hasil Pilpres menunjukkan hasil yang di luar perkiraan pasar yakni kemenangan capres dari Partai Republik yang justru kebijakan ekonominya akan menekan ekonomi AS dan berpotensi juga memberi sentimen negatif pada pasar keuangan global.

Sementara jika capres Partai Demokrat yang menang yang berarti sesuai dengan ekspektasi pasar, maka rupiah berpotensi untuk kembali menguat setelah pelaksanaan pilpres.

"Apalagi didorong sentimen positif juga dari ekspektasi defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2016 yang diperkirakan mengecil serta sentimen positif dari masuknya dana repatriasi jelang akhir tahun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement