Ahad 06 Nov 2016 14:54 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Melemah di Akhir Tahun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Ekonomi Indonesia/Ilustrasi
Ekonomi Indonesia/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi di Kuartal III 2016 ini akan tumbuh lima persen, dari target bank sentral 4,90-5,30 persen hingga akhir tahun.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro mengatakan, perekonomian Indonesia pada 2016 ini sudah melewati fase pelemahan yang terjadi sejak tahun lalu. Ia menilai perekonomian sudah membaik terlihat dari dua kuartal pertama 2016 yang tumbuh rata-rata lima persen year on year (yoy). Kendati begitu, di kuartal III pihaknya memprediksi perekonomian tidak tumbuh sekuat dua kuartal sebelumnya.

"Jadi kita melihat memang tidak sekuat yang sebelumnya tapi cukup tinggi juga. Kalau perkiraan memang sekitar 5 persen. Ini yang nanti akan masih didukung sektor permintaan rumah tangga konsumen yang cukup bagus," ujar Solikin di Jakarta, akhir pekan lalu.

Solikin menuturkan, bank sentral berharap pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya dapat memberikan ruang untuk tumbuh di kuartal IV tahun ini. Sehingga secara keseluruhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 4,90 hingga 5,30 persen. "Tapi 5,10 persen itu sudah bagus di tengah ekonomi dunia yang seperti sekarang ini," katanya.

Apalagi melihat kondisi negara-negara di dunia yang juga mengalami pertumbuhan cenderung melambat. Meski Indonesia tumbuh tidak sekuat sebelumnya, kata Solikin, tetapi apabila dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 diasumsi tahun depan akan tumbuh 5,10 persen, menurutnya sudah relatif baik.

Pada tahun depan bank sentral memproyeksi ekonomi akan tumbuh lebih baik dengan didorong oleh investasi. Realisasi proyek infrastruktur pemerintah dinilai semakin baik. Apalagi dampak dari kebijakan pengampunan pajak sehingga stimulus fiskal juga akan berjalan, maka infrastruktur dinilai akan lebih cepat lagi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan masyarakat dinilai masih akan tinggi.

"Dari eksternal, harga komoditas sudah mulai naik lagi. Kalau lihat dari harga CPO, batubara, nikel, itu sudah mulai naik lagi. Kita berharap itu akan berlangsung lama sehingga memang bisa menopang kinerja ekspor kita," tuturnya.

Selain itu, ia menilai penting bagaimana pemerintah dapat mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru dan mencari sektor unggulan. Sehingga nanti tumbuhnya sektor ini bisa memicu tumbuhnya sektor lain, misalnya di sektor maritim, jasa, dan pariwisata.

"Overall, tahun depan mestinya ekonomi kita akan tumbuh lebih bagus dari tahun ini. Asumsi APBN kan 5,10 persen tapi itu kan baseline. Ada potensi bisa tumbuh lebih tinggi dari itu," katanya. Untuk itu, adanya konsistensi kebijakan, dan bagaimana menjaga persepsi positif di mata investor menjadi hal yang penting supaya semua bisa menjangkau dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement