REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi tanaman pangan khususnya padi dan jagung mengalami lonjakan selama dua tahun belakangan. Produksi padi pada tahun ini diproyeksikan mencapai 79,14 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 4,97 persen dari produksi 2015. Sementara produksi jagung diproyeksikan mencapai 23,16 juta ton pipilan kering, naik 18,11 persen dari tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring mengatakan, angka tersebut masih berupa prakiraan yang merupakan hasil rapat koordinasi Kementan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) awal Oktober lalu. "Ini merupakan prakiraan karena kan angkanya belum pasti, yang sudah pasti masuk Januari-Agustus, September ke Desember masih prakiraan," katanya, Selasa (1/11).
Berdasarkan data yang dirilis hari ini, produksi padi pada sub round I (Januari-April mencapai 31,43 juta ton GKG dan 27,59 juta ton GKG pada sub round II (Mei-Agustus).
Kenaikan produksi padi tahun ini terjadi di 21 provinsi dengan 10 provinsi yang meningkat relatif besar yakni di provinsi Jambi (48,13 persen), Sumatera Selatan (21,81 persen), Kalimantan Barat (15,20 persen), Lampung (11,13 persen), Sumatera Utara (8,86 persen), Kalimantan Selatan (7,67 persen), Sulawesi Selatan (7,66 persen), Banten (7,56 persen), Jawa Barat (6,83 persen), dan Jawa Timur (2,93 persen).
Sementara itu ada 13 provinsi yang diperkirakan mengalami penurunan seperti Kepulauan Riau (28,57 persen), Kalimantan Timur (19,54 persen), Nusa Tenggara Barat (13,05 persen), Papua Barat (12,94 persen), Jawa Tengah (0,52 persen), Aceh (0,42 persen) dan Yogyakarta (4,93 persen).
Meski mengalami peningkatan produksi, produktivitas padi pada tahun ini diprakirakan mengalami penurunan dari 2015 dengan hanya mencapai 52,64 kuintal per hektare. "Jadi produktivitasnya tuh turun hampir minus 1,45 persen," lanjut dia.
Itu artinya, kata dia, peningkatan produksi padi pada 2016 ini lebih didominasi oleh adanya tambahan luas panen yang meningkat hampir satu juta hektare.
Lain halnya dengan produksi jagung yang mengalami peningkatan di tiga bidang, produksi, produktivitas dan juga luas panen. Prakiraan produksi jagung pada tahun ini sebesar 23,16 juta ton pipilan kering. Itu artinya mengalami kenaikan sebanyak 3,55 ton atau 18,11 persen dari tahun sebelumnya.
Sayangnya, kenaikan produksi dua komoditi tersebut berbanding terbalik dengan kedelai. Kedelai di Indonesia mengalami penurunan produksi, produktivitas dan juga luas panen. Menurutnya, hal tersebut diakibatkan minimnya keinginan petani menanam kedelai.