REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III 2016 telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 53,588 triliun kepada sebanyak 3.051.223 debitur.
Direktur Bisnis dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Mohammad Irfan mengatakan, KUR yang disalurkan BRI hingga akhir September 2016 telah mencapai 77 persen dari target penyaluran sebesar Rp 69,5 trilliun di akhir tahun.
"Komposisi penyaluran KUR tersebut untuk KUR Mikro sebesar Rp 46,523 triliun kepada 3.001.807 debitur, sedangkan KUR Ritel disalurkan sebesar Rp 7,065 triliun kepada 49.416 debitur,"ujar Irfan di Kantor BRI Pusat,Jakarta, Selasa (25/10).
Berdasarkan wilayah, penyaluran KUR di Pulau Jawa masih terbesar yakni sebesar Rp 22,81 triliun untuk KUR Mikro, sedangkan KUR ritel Rp 2,43 triliun. Sedangkan komposisi penyaluran KUR yakni sebanyak 60 persen ke perdagangan, 20 persen pertanian, 10 persen perikanan, dan 10 persen industri dan jasa.
Irfan menambahkan, penyaluran KUR tiap bulannya mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dapat terlihat dari realisasi per 21 Oktober 2016 yang telah bertambah menjadi Rp 57,5 triliun kepada 4,2 juta debitur. Dengan realisasi yang telah mencapai 82, 7 persen dari target Rp 69,5 triliun pada bulan kesepuluh, perseroan optimistis target KUR akan tersalurkan seluruhnya hingga akhir tahun.
Sementara itu, BRI mencatatkan pertumbuhan kredit Usaha Mikro, Kecil ,dan Menengah (UMKM) sebesar 14,8 persen atau disalurkan Rp 435,2 triliun. Kredit mikro masih menjadi mesin pendorong utama pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan 20,3 persen dari Rp 170,2 triliun pada tahun lalu, menjadi Rp 204,8 triliun. "Hingga akhir tahun pertumbuhan kredit mikro akan kami jaga di 20 persen lebih," ujar Irfan.
Hingga kuartal III BRI membukukan pertumbuhan kredit sebesar sebesar 16,3 persen atau sebesar Rp 603,5 triliun. Dengan demikian, BRI menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 13-15 persen hingga akhir tahun.