REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan tiga bulan ke depan selesai menutup jalur penyelundupan bahan pangan di daerah perbatasan. Hal ini dengan membuat lumbung pangan di daerah-daerah perbatasan.
Saat ini, baru 500 hektare lahan yang telah dibangun dari target 4 ribu hektare lahan. "Mungkin tiga bulan ke depan sudah selesai," kata Amran dalam acara Press Briefing 'Dua Tahun Kerja Nyata Jokowi-JK' di Gedung Bina Graha, Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10).
Menurut Amran, berdasarkan kunjungannya beberapa daerah, selama ini penyelundupan bahan pangan di daerah perbatasan terjadi lantaran wilayah tersebut tidak memiliki lumbung pangan sendiri. Salah satunya di wilayah perbatasan Kepulauan Riau. "Ini 70 tahun tidak punya sawah, tidak kenal padi sehingga akhirnya ada selundupan dari Singapura," kata Amran.
Padahal kata Amran, jumlah selundupan tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan hasil produksi sendiri. Karenanya, untuk menghentikan penyelundupan pangan tak perlu menutup jalur itu, tetapi dengan digenjot dari produksi pangan wilayah tersebut.
"Kita selesaikan kita ajak Kapolda, Pangdam ke perbatasan untuk melihat jalur-jalur tikus, dan kami sampaikan kalau bisa diperbaiki, kita bangun sawah, lumbung padi di perbatasan, misal apa yang diselundupkan, bawang atau padi, ya kita tanam itu," kata dia.
Ia menambahkan, tak hanya Kepulauan Riau, tetapi juga daerah perbatasan lainnya yang total jumlahnya 44 kabupaten di beberapa provinsi. "Jadi Kepri menyelesaikan Singapura, Entikong selesaikan Malaysia, NTT selesaikan Timor Leste, Filipina diselesaikan Maluku, dan Merauka selesaikan Papua Nugini, sekarang kita sudah ekspor beras, semua di perbatasan 44 kabupaten, kita membangun lumbung pangan organik," kata dia.
Dengan begitu kata dia, hal itu bisa membantu pemerintah untuk melakukan swasembada pangan di antaranya padi, jagung, cabai, dan bawang.