Kamis 20 Oct 2016 17:40 WIB

Sejahterakan Petani, OJK akan Luncurkan Program Aksi Pangan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Petani Indonesia.
Foto: Tahta/Republika
Petani Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong inklusi keuangan ke berbagai sektor. Pada November mendatang otoritas akan meluncurkan program Aksi (Akselerasi Inklusi) Pangan yang bertujuan meningkatkan pembiayaan ke sektor hulu pertanian.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Komisioner Manajemen Strategis OJK Slamet Edy Purnomo menjelaskan, melalui program tersebut pihaknya akan mendorong sektor pangan yang berkaitan dengan 11 komoditas pangan.

"Dari 11 komoditas, kalau kita dorong untuk konsentrasi hulunya diharapkan akan memiliki multiplier effect lebih luas. Karena dia bisa menarik kesempatan kerja, lalu bisa meningkatkan kesejahteraan hulunya yaitu petani. Nanti akan kita luncurkan di November," ujar Slamet pada Republika, Kamis (20/10).

Pengembangan sektor hulu ini dilakukan karena pada prakteknya pedagang lebih banyak mendapat keuntungan dibandingkan petani. Hal ini dapat terlihat dari porsi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maupun Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih dari 50 persennya disalurkan kepada pedagang.

Selain itu, apabila disalurkan ke pedagang, tidak menutup kemungkinan ada praktek tengkulak yang mengakibatkan petani kehilangan opportunity income. "Makanya, bagaimana upaya kita jangan semua konsentrasi di perdagangan. Perdagangan kan di hilir, yang bagus di hulu. Kalau hulunya bagus, penciptaan lapangan kerja bagus, karena ini industrinya. Multiplier effect terhadap kesempatan kerja nggak sebanyak kalau kita bangun di hulu," jelasnya.

OJK juga akan memitigasu risiko penyaluran kredit ke sektor ini dengan cara memberikan asuransi jiwa bagi petani serta asuransi tanam. "Risikonya dimitigasi, sehingga mereka tidak takut menanam dan bank juga tidak takut menyalurkan kredit," ujarnya.

Dalam pengembangannya, program ini juga akan ditingkatkan melalui penggunaan teknologi financial technology (fintech). Dengan penggunaan fintech ini, kata Slamet, petani tidak akan over supply karena ada jadwal tanam, juga rantai pasok pangan akan dipotong langsung ke konsumen, sehingga pedagang tidak akan menaikkan harga menjadi sangat tinggi.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad menegaskan, Aksi Pangan ini merupakan upaya keuangan inklusif yang dilakukan otoritas bekerja sama dengan pemerintah. "Pemberdayaan bidang pangan dan pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani," kata Muliaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement