REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform analitik dan monitoring media sosial dan digital berbasis Indonesia, Sonar, mengaku akan mengembangkan layanan di Asia seperti Filipina, Singapura, Malaysia, dan Australia.
Sonar sendiri merupakan sebuah platform canggih yang dipakai oleh berbagai pengusaha di Indonesia untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan pasar secara online. Founder dan CEO Sonar, Amien Krisna mengatakan sonar dapat memudahkan para bisnis dan perusahaan untuk memformulasikan strategi pemasaran dan menjangkau publik.
“Saya memulai sebagai developer pada 2002, bekerja untuk situs e-commerce dan games yang mulai bermunculan saat itu. Saya belajar banyak hal dalam waktu yang singkat dan beruntung karena telah diadopsi cukup awal oleh pemain besar di Indonesia seperti XL Axiata, Heineken (Multibintang Indonesia),” kata Krisna di Jakarta, Rabu (19/10).
Memulai kariernya sebagai freelance, Krisna mulai membangun agensi perancangan dan pengembangan web. Hingga pada akhirnya bergabung dengan perusahaan periklanan digital pada 2012. “Saya mengumpulkan ilmu yang saya pelajari dari perusahaan-perusahaan tersebut, dan pada akhirnya mengembangkan versi awal platform Sonar pada 2013”, ujar Krisna.
Krisna menjelaskan dengan bantuan Sonar, para pengusaha bisa dengan mudah menemukan persepsi internet terhadap mereka serta dapat melakukan riset pasar secara langsung dan menemukan tren yang sedang hangat dalam masing-masing industri. Jumlah data sosial lokal dan mancanegara yang besar, menurut dia, sangat mustahil untuk digarap secara manual.
“Semakin banyak perusahaan yang aktif secara digital membuat industrinya semakin ‘digital’. Hal ini meningkatkan kebutuhan untuk melakukan monitoring, analisis, dan mengumpulkan informasi penting,” kata Krisna.
Krisna menambahkan, bagian yang paling menarik dari Sonar yakni kemampuannya untuk menjelaskan apa yang sedang hangat atau viral dalam sebuah industri. Para marketer, kata dia, bisa memanfaatkan informasi tersebut untuk menggapai perhatian pasar yang lebih luas dalam dunia digital.
“Pada awal 2016, Sonar masuk ke dalam program akselerator Indigo milik Telkom Indonesia. Dalam pasar internasional pun Sonar berkompetisi dengan perusahaan seperti Brandtology, Radian6 milik Salesforce, dan Sysomos,” tutur Krisna.
Selain itu, lanjut dia, kelebihan Sonar yakni kemampuannya untuk beradaptasi dan memahami pasar lokal dengan lebih cepat dan efisien. Setelah menguasai pasar di Nusantara, kata Krisna, Sonar berencana untuk menjadi pemimpin pasar di bidang analitik data sosial di Asia dan Timur Tengah pada tahun 2021.