REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyinggung pekerjaan rumah di sektor hulu migas. Pemerintah, kata dia, akan mendorong peningkatan eksplorasi di sektor tersebut.
"Sejak 2014-2016 eksplorasi kita selalu menurun, tentunya kita harus punya rencana supaya bisa meningkat lagi," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/10).
Menurut dia, pihaknya akan menganalisis penyebab penurunannya dengan memakai Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010. Aturan itu mengatur biaya operasi yang dapat dikembalikan (cost recovery) dan perlakuan pajak penghasilan di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi. "Makanya PP itu kita revisi, pernah disebutkan Pak Menko (Maritim) dalam waktu dekat kita tanda tangani," ujar Arcandra.
Ia mengaku sudah berdiskusi dengan pihak terkait seperti kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan bersama PLT Menteri ESDM sebelumnya yang juga menjabat sebagai Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Diskusinya bagaimana PP tersebut bisa memberikan ruang untuk tingkatkan ekplorasi," tutur Arcandra.
Mengenai cost recovery yang sudah ditandatangani para kontraktor, ia siap mencari porsi guna menurunkan biaya penggantian eksplorasi migas tersebut. Untuk beberapa proyek yang belum menandatangani operasi komersial (COD/Comercial operation date) ada ruang lebih besar untuk memperbaiki cost recovery di antaranya Blok Masela, East Natuna.
"Seberapa besar penurunannya itu bukan penjelasan satu dua hari. Butuh dana dan analisa, teman-teman sabar Insya Allah kami kurangi," ujar Arcandra.