Sabtu 15 Oct 2016 10:36 WIB

BRI Gelar Bazaar 'Inklusi Keuangan untuk Rakyat' di Wonosari

Rep: Idealisa Masyrafina/Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
Bank Rakyat Indonesia
Bank Rakyat Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Bank BRI mendorong upaya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan di seluruh Nusantara. Salah satunya dengan menggelar bazaar “Inklusi Keuangan untuk Rakyat” yang dilangsungkan di Alun Alun Kota Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (15/10).

OJK telah menetapkan Oktober 2016 sebagai bulan Gerakan Inklusi Keuangan untuk Semua (Geraiku) dalam rangka mencapai target Indeks Inklusi Keuangan Nasional sebesar 75 persen pada akhir tahun 2019.

“Bank BRI berkomitmen dan mendukung kebijakan Pemerintah dengan melakukan sosialisasi inklusi keuangan selama satu bulan penuh pada bulan Oktober 2016, yang dilaksanakan di Wonosari (15/10), Jayapura (22/10) dan Palembang (29/10)," tutur Sekretaris Perusahaan Bank BRI Hari Siaga Amijarso, Sabtu (15/10).

Bazaar tersebut diramaikan oleh booth dari Bank BRI beserta anak perusahaan BRI, antara lain Bank BRI Syariah, Bank BRI Agro, BRINS, BRI Life dan BRIngin Srikandi Finance.

Dengan konsep edu-tainment, acara ini dikemas agar masyarakat lebih memahami produk-produk keuangan yang dipersembahkan oleh Bank BRI dan anak perusahaan, di antaranya Kupedes Pemuda, Simpedes Merdeka, Bancassurance BRI, DPLK BRI, KPR & KKB BRI, Tabungan BRI Simpel (Simpanan Pelajar), Basic Saving Account, Kredit UMKM, Pembiayaan Syariah, Multifinance dan Asuransi Mikro untuk Pertanggungan Kerugian, Kesehatan, Jiwa.

Menurut Hari, masih relatif rendahnya masyarakat mengakses industri keuangan antara lain disebabkan karena faktor jangkauan industri keuangan dalam menyentuh masyarakat yang masih terbatas. Kegiatan ini, lanjut Hari, diharapkan mampu mengedukasi dan memperkenalkan layanan keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat di Wonosari.

“Selain itu, sosialisasi produk yang belum begitu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di wilayah perdesaan menjadi faktor lain penyebab masih relatif rendahnya inklusi keuangan,” ujar Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement