Jumat 14 Oct 2016 06:46 WIB

Harga Saham Dunia Rontok Tertekan Data Perdagangan Cina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Bursa saham di Wall Street
Foto: AP
Bursa saham di Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Pasar ekuitas global merosot ke titik terendah dalam tiga bulan pada Kamis (13/10). Saham-saham di Wall Street jatuh hampir satu persen dan berada di posisi terendah di Eropa.

Kemerosotan disebabkan oleh data perdagangan Cina yang rendah. Data impor Cina menunjukkan adanya kemerosotan dan data ekspor juga menurun tajam, diperkirakan mencapai 10 persen. Cina mengalami kekurangan permintaan pasar di dalam dan luar negeri. Negara tersebut juga sedang dalam kekhawatiran depresiasi baru mata uang yuan, yang mencapai angka terendah terhadap dolar AS selama enam tahun.

"Jika Cina sedang berjuang memperbaiki perekonomian, hal itu menjadi masalah bagi perekonomian global. Tercermin dalam pasar modal, apakah dolar AS akan menguat atau pasar ekuitas akan berubah," ujar kepala strategi di State Stree Global Advisors di Boston, Michael Arone.

Dalam beberapa pekan, dolar AS menguat dan menimbulkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Direktur Perdagangan Ekuitas Wedbush Securities di Los Angeles, Michael James, mengatakan saham pasar sedang berada di posisi terendahnya. "Seperti yang Anda lihat, dolar AS menguat dan harga minyak rendah, keduanya dikombinasikan memperlihatkan posisi pasar ekuitas," kata James.

Saham Dow Jones turun 38,48 poin atau 0,21 persen, menjadi 18.105,72. Saham S & P 500 melemah 4,85 poin atau 0,23 persen, ke 2.134,33. Sedangkan Nasdaq kehilangan 19,10 poin atau 0,36 persen, ke 5.219,92.

Di Eropa, indeks saham regional FTS Eurofirst 300 ditutup melemah 0,91 persen menjadi 1.323,95. Di London, saham pertambangan BHP Billiton dan Rio Tinto turun 4,4 persen dan 4,9 persen masing-masing, disebabkan oleh data perdagangan Cina sebagai konsumen logam terbesar dunia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement