Kamis 13 Oct 2016 11:36 WIB

Kembangkan Industri Halal, Indonesia Bisa Belajar kepada Thailand dan Korea

Suasana Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference di Jakarta, pekan lalu.
Suasana Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference di Jakarta, pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisata halal kini tengah menjadi fenomena gaya hidup global. Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia diminta untuk mengambil peran dalam perkembangan tersebut.

Ketua Indonesia Halal Center, Sapta Nirwandar mengatakan, Indonesia bisa belajar dari pengalaman negara lain semisal Thailand dan Korea. Dia melanjutkan, kedua negara tersebut memiliki komitmen mengembangkan industri halal.

"Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar tetapi harus menjadi pemain dalam pasar halal yang sedang menggeliat," kata Sapta dalam konferensi Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) di Jakarta, pekan lalu.

Sebelumnya, konferensi internasional tersebut membahas berbagai macam segi industri halal. Produk makanan, kosmetik, busana, wisata, seni dan budaya sampai produk keuangan dapat menjadi kebangkitan industri halal Indonesia.

Mengusung tema ‘Global Trend and Business Opportunity’ IIHLC yang digelar 6-8 Oktober 2016  mempertemukan antara produsen, konsumen, regulator dan para kreator. Ini dilakukan agar industri halal Indonesia menjadi unggulan mengingat berposisi sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim.

"Gaya hidup halal bertujuan untuk menjaga dan melindungi umat Islam dari mengonsumsi barang-barang yang tidak halal dalam hidupnya," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin.

Ma’ruf mengatakan IIHLEC merupakan sejarah penting untuk menyosialisasikan dan mengembangkan gaya hidup halal di Indonesia. Dia melanjutkan, MUI telah melakukan program sertifikasi halal sejak 26 tahun yang lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan saat ini, MUI juga memperluas pengawasan produk halal terhadap kosmetika dan obat-obatan. MUI juga telah mendirikan Lembaga Pengawasan Pangan, Obat-Obatan dan Makanan (LPPOM) MUI.

Ma’ruf mengatakan, selain jenis dan kegunaan barang yang bersifat halal, cara memperoleh barang itu pun harus halal. Sehingga, dia melanjutkan, Indonesia memerlukan sistem yang dapat mengatur ekonomi syariah, ekonomi Islam, termasuk perbankan syariah.

Ma'ruf Amin juga mengatakan bahwa standar halal Indonesia diakui oleh Organisasi Makanan Halal Dunia (WHFO). “Kita harus bangga, karena standar halal Indonesia diakui oleh World Halal Food Organisation (WHFO), dan saya juga berharap nantinya Indonesia yang akan menjadi leader,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement