REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mata uang poundsterling Inggris terus mengalami tren negatif terhadap dolar AS dan euro pada akhir perdagangan Selasa (11/10). Meski nilai tukar poundsterling sempat menguat di awal perdagangan Asia.
Kurs poundsterling jatuh lebih dari dua persen terhadap dolar AS dan melemah hingga 1,21 dolar AS. Sedangkan nilai poundsterling jatuh ke angka 1,10 euro.
Anjloknya poundsterling pada perdagangan Selasa (11/10) merupakan yang terparah sejak referendum Brexit, dimana mata uang Inggris tersebut terkoreksi hingga 19 persen. Hal tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya sejak 1985.
Salah satu analis bahkan menyebut perdagangan itu seperti pasar mata uang. Pada satu titik, poundsterling terpukul hingga 1,2088 dolar AS pada Selasa (11/10) malam, dan hampir menyentuh 2 euro. Pada satu jam pertama perdagangan, dolar AS menguat diatas 1,22 dolar dengan kenaikan 0,8 persen.
Neil Wilson, dari ETX Capital mengatakan, sentimen terhadap poundsterling sangatlah negatif dalam beberapa hari terakhir. Dia menilai, pernyataan pejabat senior bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), juga tidak membantu.''Saat ini, perdagangan tersebut seperti pasar mata uang,'' ucapnya seperti dilansir BBC News, Selasa (11/10).
Michael Saunders, anggota dari otoritas pengaturan bunga bank menyatakan, poundsterling bahkan bisa jatuh lebih dalam dari saat ini. Tapi, kejatuhan yang drastis itu bukan karena kekhawatiran pasar.