Senin 10 Oct 2016 08:59 WIB

Kadin: Dunia Periklanan Hampir Berakhir

Kadin
Foto: www.pipimm.or.id
Kadin

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan masa keemasan industri periklanan di DIY segera berakhir dua hingga tiga tahun mendatang. Alasannya, hampir seluruh mitra kerja industri itu telah memangkas dan bahkan meniadakan biaya iklan.

"Zaman keemasan dunia periklanan atau advertising hampir berakhir. Saat ini sudah banyak yang berjatuhan sektor advertising. Jadi sekitar 2-3 tahun ke depan berakhir," kata Wakil Ketua Umum Kadin DIY Bidang Kelembagaan, Pemberdayaan Kadin Kabupaten/Kota, Asosiasi, Himpunan, dan Kehumasan Mirwan Syamsuddin Syukur, Senin (10/10).

Ia menjelaskan dengan kemajuan teknologi saat ini, mitra kerja industri periklanan melihat potensi untuk memangkas anggaran periklanan, semakin terbuka lebar. Selain itu, katanya, penurunan pendapatan industri periklanan juga terjadi karena mitra kerja kini langsung menjual produknya kepada konsumen. Akibatnya, penurunan pendapatan mencapai angka 70 persen dari seluruh industri periklanan di DIY.

"Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, industri periklanan akan mengalami masa kolaps. Bagi sebagian, mungkin masih bisa bertahan hidup. Tapi tidak bisa menjanjikan," kata dia.

Pada sisi yang lain, kata dia, mitra kerja mampu menghemat pengeluaran periklanannya hingga mencapai 30-40 persen dari anggaran semula saat masih menggunakan jasa industri periklanan. "Mitra kerja langsung menjual produknya kepada konsumen, misalnya rokok yang langsung dijual melalui sales promotion girl (SPG). Karena melalui SPG, maka biayanya pun bisa dipangkas hingga mencapai 30-40 persen dari saat ketika menggunakan jasa industri periklanan," kata Mirwan.

Ia mengatakan akibat kebijakan baru yang dilakukan para mitra kerja, maka kini semakin banyak industri periklanan yang mengalami kebangkrutan. "Banyak yang sudah gulung tikar dan kini yang lainnya segera menyusul. Karena itu, banyak juga teman-teman industri periklanan yang telah beralih ke industri lain guna menyelamatkan diri," kata Mirwan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement