REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan harga cabai merah yang meningkat dalam periode September 2016 patut diwaspadai. Dikarenakan, pasokan komoditas tersebut mulai berkurang akibat musim hujan.
"Cabai yang bermasalah, karena kalau datang hujan, cabai menjadi busuk dan bunganya rontok," kata Darmin di Jakarta, Rabu (5/10).
Darmin mengatakan untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas itu, pemerintah berupaya agar stok cabai merah tetap terjaga hingga akhir tahun dan distribusinya kepada masyarakat tidak terganggu. Salah satu solusi yang bisa dilakukan, menurut Darmin, adalah melakukan penanaman cabai merah di lereng gunung, agar dampak hujan tidak berpengaruh secara langsung kepada hasil panen komoditas tersebut.
"Masalahnya dengan cabai, mau diimpor juga, tidak ada yang bisa menghasilkan banyak seperti kita. Jadi kita berusaha mendorong orang menanam. Menanamnya di lereng agar dampak hujannya tidak besar," kata Darmin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September terjadi inflasi sebesar 0,22 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga kelompok nonbahan makanan seperti tarif pulsa ponsel, tarif sewa rumah, biaya perguruan tinggi dan akademi, rokok kretek filter dan tarif listrik.
Sementara itu, harga komoditas makanan seperti beras, telur ayam, daging ayam ras, wortel dan cabai rawit, bayam dan kentang mengalami penurunan harga karena pasokannya relatif terjaga. Namun, cabai merah justru mengalami kenaikan harga di berbagai daerah pada periode September 2016 dengan harga rata-rata mencapai kisaran Rp 35.700 per kilogram karena faktor cuaca maupun distribusi yang terhambat.