Rabu 05 Oct 2016 16:17 WIB

Elpiji 3 Kg Mulai Langka di Bandar Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Pekerja menata tabung gas elpiji 3 Kg di salah satu agen gas elpiji (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menata tabung gas elpiji 3 Kg di salah satu agen gas elpiji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Sejumlah pangkalan pengecer di Kota Bandar Lampung sudah tidak menerima pasokan elpiji tabung tiga kilogram dari agen atau distributor, sepekan terakhir. Warga terpaksa mencari elpiji tabung gas ‘melon’ tersebut ke berbagai warung yang masih menyisakan elpiji meski dengan harga Rp 20 ribu per tabung.

Beberapa tempat pangkalan elpiji yang terpantau baik di penjualan SPBU Pertamina maupun pangkalan di pemukiman penduduk di Kota Bandar Lampung, Rabu (5/10), elpiji tabung melon tersebut sudah kosong sejak sepekan lalu. Biasanya, pangkalan menerima pasokan elpiji setiap hari atau paling lama dua hari sekali.

Tulisan berisi “Gas 3 Kg Kosong” atau “Gas 3 Kg Habis” menghiasi beberapa pangkalan elpiji untuk rakyat miskin tersebut. Menurut Yadi, pemilik pangkalan elpiji di Kemiling, pasokan gas selalu telat sejak beberapa pekan ini. “Kami tidak tahu mengapa selalu telat pasokan gasnya,” katanya.

Biasanya, ia mengatakan pasokan gas datang setiap hari atau paling lama sepekan bisa empat atau lima kali dengan jumlah tabung seribu lebih. Pangkalan tersebut menyisakan tabung elpiji 12 kg dan 5,5 kg.

Warga terpaksa mencari elpiji tabung melon ke warung-warung yang masih menyisakan gas, meski harus keluar kampung. “Terpaksa beli gas di warung-warung. Harganya Rp 20 ribu per tabung,” kata Lina, ibu rumah tangga di Tanjungkarang.

Kepada pemerintah, ia berharap elpiji untuk rakyat miskin tersebut seharusnya tersedia cukup dan tidak dikurangi. “Nah sekarang terbalik, gas 12 kg dan 5,5 kg yang mahal tersedia banyak. Berarti gas rakyat miskin juga dibeli orang kaya, makanya habis terus,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement