REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo baru saja meninjau progres pembangunan transportasi massal berbasis rel, MRT, di Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (30/9). Usai melihat ruang bawah tanah yang telah tersusun menjadi tiga lantai, Presiden mengaku optimistis proyek tersebut akan selesai tepat waktu.
"Saya kira ini progressnya sangat cepat sekali," ujarnya, yang didampingi Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono.
Koridor pertama MRT akan membentang dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia. Koridor ini akan terdiri dari 13 stasiun, dengan rincian tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah. Kereta cepat yang ditargetkan dapat mengurangi kemacetan Jakarta ini diperkirakan sudah dapat beroperasi pada 2018.
"Panjangnya kurang lebih 15,7 kilometer. Kalau ini selesai bisa ditempuh sekitar 30 menit," kata Jokowi.
Pembangunan fisik proyek MRT telah dimulai sejak Oktober 2013. Saat itu, Jokowi, yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, melakukan groundbreaking untuk proyek tersebut.
Saat ini, PT MRT masih melakukan pengeboran untuk jalur kereta cepat bawah tanah. Sejak 21 September 2015, perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta tersebut mengoperasikan mesin bor raksasa buatan Jepang untuk melakukan penggalian bahwa tanah. Mesin bor yang diberi nama Antareja itu kini telah memasuki daerah Bendungan Hilir. Setelah satu tahun beroperasi, mesin tersebut telah berhasil membuat terowongan sepanjang 2.032,5 meter.