REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) akan menerbitkan obligasi senilai Rp 25 triliun yang dananya akan dimanfaatkan untuk membangun dan mengembangkan bandar udara di wilayah kerjanya.
"Rencananya pertengahan Oktober tahun ini obligasi akan kita keluarkan. Semua persiapan untuk mengeluarkan obligasi sudah disetujui seperti dari Otoritas Jasa Keuangan," kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi kepada pers di Jakarta, Rabu (28/9).
Dia mengatakan, pihaknya memang berencana akan menggunakan dana sebesar itu untuk membangun dan memperluas lima bandara yang ada di wilayah kerjanya, yaitu pembangunan bandar udara di Kulon Progo, daerah Istimewa Yogyakarta, Ahmad Yani di Semarang, Juanda di Surabaya, Syamsudin Noor di Banjarmasin, serta Sultan Hasanuddin di Makassar.
Khusus untuk di Yogyakarta, katanya, AP I akan membangun bandar udara baru sebagai pengganti Bandar Udara Adi Sutjipto yang dinilai sudah tak layak lagi menjadi bandara internasional. Pembangunan bandar udara di Kulon Progo tersebut saat ini masih dalam taraf pembebasan lahan dan pihaknya sudah memberikan penggantian biaya untuk warga setempat. "Diharapkan sudah bisa diselesaikan seluruh penggantian biaya lahan warga setempat dan pada akhir 2019 sudah bisa diselesaikan pembangunan bandara baru itu," katanya.
Sementara untuk empat bandara lainnya (Semarang, Surabaya, Banjarmasin, dan Makassar) dana obligasi akan digunakan untuk pengembangan bandara yang saat ini sudah ada. PT Angkasa Pura I saat ini menaungi 13 bandara di Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Ke-13 bandara tersebut adalah Ngurah Rai (Bali), Adi Sumarmo (Solo), Adi Sutjipto (Yogyakarta), Ahmad Yani (Semarang), El Tari (Kupang), Frans Kaisiepo (Biak), Sultan Hasanuddin (Makassar), serta Juanda (Surabaya). Selain itu, Bandar Udara Internasional Lombok (Lombok, NTB), Pattimura (Ambon), Sam Ratulangi (Manado), Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Balikpapan), serta Bandar Udara Syamsuddin Noor (Banjarmasin).