Rabu 28 Sep 2016 13:06 WIB

Konsumsi BBM Subsidi Terus Menyusut

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nur Aini
 Petugas mengisikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi atau premium pada mobil mewah di sebuah SPBU (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petugas mengisikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi atau premium pada mobil mewah di sebuah SPBU (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Tren penjualan bahan bakar BBM nonsubsidi PT Pertamina (Persero) mencapai 45 persen dari total konsumsi. Saat ini, BBM nonsubsidi mencapai 91 ribu KL per hari menyusul terjadinya penurunan permintaan Premium oleh masyarakat.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan tren penjualan bakar nonsubsidi Pertamina, yaitu Pertamax Series dan Pertalite semakin hari semakin meningkat. Jika pada semester I 2016 lalu rata-rata hanya sekitar 15 ribu KL per hari atau 20 persen dari total permintaan BBM.  Pada 20 hari pertama September 2016 konsumsinya telah mencapai 40,837 KL per hari atau 45 persen dari total konsumsi BBM.

“Perkembangan ini tentu sangat menggembirakan karena menunjukkan bahwa masyarakat konsumsi di Tanah Air sudah benar-benar bisa menerima inovasi produk yang dilakukan Pertamina. Kami akan terus meningkatkan ketersediaan Pertamax Series dan Pertalite di lebih banyak SPBU untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan baik,” kata Wianda di Jakarta, Rabu (28/9).

Berdasarkan statistik tren penjualan BBM oleh Pertamina, Pertalite mengalami lonjakan paling tinggi di mana konsumsi pada September telah mencapai sekitar 25 ribu KL per hari. Pada semester I 2016 lalu rata-rata konsumsi Pertalite masih sekitar 6.500 KL per hari.

Adapun, tren konsumsi Pertamax juga meningkat tajam dari semula rata-rata di kisaran 10 ribu KL per hari pada semester I menjadi sekitar 15 ribu KL per hari. Pertamax Turbo yang baru diluncurkan pada awal Agustus juga terjadi lonjakan konsumsi sekitar 170 persen pada September 2016.

Wianda mengatakan konsumsi Premium mengalami penurunan.  Semula di kisaran 70 ribu KL per hari pada semester I 2016 menjadi hanya 55 per hari KL pada Agustus dan 50 ribu KL per hari pada 20 hari pertama September. Namun, dia menegaskan Pertamina terus menjaga ketersediaan Premium di tengah pelemahan permintaan tersebut.

“Karena permintaan yang terus turun, stok Premium saat ini berada di atas 22 hari dari biasanya sekitar 18 hari. Pertamina akan terus mencoba adaptif terhadap tren konsumsi masyarakat yang lebih memilih Pertamax Series dan Pertalite yang lebih sesuai dengan spesifikasi kendaraannya di tengah momentum disparitas harga yang tipis dengan Premium,” ujar Wianda.

Pasar Pertamina Dex dan Dexlite dinilainya tidak kalah menggembirakan. Rata-rata konsumsi untuk dua jenis BBM tersebut telah berada di atas angka psikologis 1.000 KL per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement