Senin 26 Sep 2016 20:02 WIB

Pemerintah Ungkap Kesiapan Pembentukan Holding BUMN

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Kantor Kementerian BUMN
Foto: Republika.co.id
Kantor Kementerian BUMN

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali mengkaji kesiapan sektor-sektor yang akan dibentuk perusahaan induk atau holding untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini karena sejumlah sektor dianggap masih belum siap, khususnya holding pangan yang di dalamnya akan bergabung Perum Bulog.

Dari enam holding BUMN yang bakal dibentuk, yakni energi, pangan, logistik, keuangan, pertambangan, dan infrastruktur, holding energi dianggap yang paling siap. Bahkan holding BUMN energi disebut telah mendapat restu dari Presiden Jokowi. Selain holding energi atau migas, holding infrastruktur dan pertambangan juga dianggap cukup siap.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan bahwa pemerintah mempertimbangkan untuk tidak memulai pembentukan holding bagi keenam sektor sekaligus. Alasannya, pembentukan holding harus dipersiapkan secara matang termasuk bagi prospek perkembangan masing-masing BUMN ke depannya. Artinya, bisa saja pemerintah baru akan menjelaskan ke parlemen mengenai pembentukan holding ini untuk dua atau tiga sektor saja, seperti energi, infrastruktur, dan pertambangan. Meski tidak menutup kemungkinan ada sektor lain yang akan diikutkan. Darmin menegaskan, Kementerian BUMN perlu membenahi beberapa sektor yang belum siap.

"Kementerian BUMN perlu mengevaluasi sektor mana yang paling siap. Tetapi memang konstelasi holding, di sektor pangan yang paling belum siap padahal itu perlu sekali," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Senin (26/9).

Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan pembentukan holding tidak hanya menguntungkan perusahaan holding tetapi juga memberikan keuntungan bagi BUMN yang tergabung dalam holding tersebut. Ia juga menyebutkan, demi persiapan pembentukan holding bagi enam sektor di atas, Kementerian BUMN telah berkoordinasi dengan direksi BUMN yang akan dikelompokkan menjadi satu induk usaha.

“Kita melihat banyak perusahaan BUMN kekurangan modal. Diharapkan holding ini bisa meminjam dan dengan pembayaran bunga melalui operasionalnya,” kata Rini.

Baca juga: Menko Darmin Nilai Holding BUMN Energi Paling Siap

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement