REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga 2016 ini akan terjaga di atas lima persen, setelah capaian pada kuartal kedua tahun 2016 ini menyentuh 5,18 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini tertahan di angka 4,91 persen. Artinya, demi mengejar target pertumbuhan ekonomi di angka 5,1 persen hingga akhir tahun, pemerintah harus merealisasikan pertumbuhan 5,21 persen di kuartal ketiga ini.
Keterjagaan pertumbuhan ekonomi ini disebutkan lantaran adanya peningkatan konsumsi rumah tangga yang dimulai di Agustus ini. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Yoga Affandi menyebutkan, penjualan motor pada Agustus 2016 ini melonjak 15 persen dibandingkan tahun lalu. Padahal pada Juli bulan sebelumnya, penjualannya sempat anjlok nyaris 30 persen.
"Masih cukup kuatnya konsumsi rumah tangga terindikasi dan relatif stabilnya kinerja penjualan eceran dan positifnya penjualan motor," kata Yoga, Sabtu (25/9).
Yoga menambahkan, dengan mempertimbangkan berbagai sektor termasuk laju konsumsi, harga komoditas yang mulai merangkak naik, serta kinerja ekspor dan impor maka BI melihat adanya tren positif dalam pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini.
"Saya tidak bisa katakan angkanya namun ada tren untuk perbaikan. Karena ada banyak faktor karena tadi baru dari sisi konsumsi. Tren terus membaik dan kita melihat dari sisi sektoral. Faktor banjirnya likuiditas yang membanjir juga baik," kata Yoga.
Bank Indonesia mencatat, terdapat dana asing yang masuk ke Indonesia sebanyak Rp 151 triliun. Dana tersebut masuk sebagai instrumen investasi berupa Surat Berharga Negara (SBN). Capaian ini ternyata jauh lebih tinggi dari aliran dana asing pada tahun lalu sebanyak Rp 39 triliun.