Sabtu 24 Sep 2016 06:31 WIB

Pusat Logistik Berikat Tekan Biaya Logistik

Rep: rizky jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
 Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, keberadaan Pusat Logistik Berikat (PLB) Cikarang Dry Port di Cikarang, Jawa Barat mampu membuat biaya logistik menjadi lebih efisien. Efisiensi ini nantinya akan meningkatkan daya saing nasional.

"Kemapanan logistik seperti koin yang memiliki dua sisi, yakni bisa meningkatkan daya saing dan dapat mengefisiensikan distribusi barang sehingga mengurangi biaya tinggi," ujar Enggartiasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/9).

Pada era persaingan global saat ini, setiap negara justru berlomba meningkatkan daya saing dengan pembenahan sistem logistik nasionalnya. Enggar menegaskan, bahwa logistik di Indonsia sudah bagus serta memiliki infrastruktur dan manajemen yang dinilai sudah berada pada kelas dunia.

Enggartisto mengatakan, posisi Indonesia sangat strategis dan masih memiliki ruang yang luas untuk membangun pelabuhan. Namun, kinerja logistik Indonesia masih rendah sehingga belum atraktif dalam persaingan logistik dunia. Selain itu, manajemen logistik yang baik akan menekan biaya transportasi yang membentuk harga-harga khususnya harga bahan pokok.

Pembentukan PLB akah mengefisinkan logistik nasional dan mendekatkan ketersediaan barang-barang keperluan industri di dalam negeri. Tak hanya itu, keberadaan PLB juga dapat meningkatkan investasi serta menjadikan Indonesia sebagai hub logistik regional maupun global.

Menurut Enggartiasto, pemerintah berupaya maksimal menarik berbagai komoditas yang selama ini jasa logistiknya dinikmati pihak lain atau disimpan di negara tetangga. Hal ini agar biaya penimbunan dan biaya peenelusuran teknis di luar negeri dpaat dipangkas.

"PLB menjadi satu simpul penting bagi mata rantai panjang logistk nasional," kata Enggartiasto.

Sejak diluncurkannya kebijakan pembentukan PLB, sampai saat ini telah diberikan izin sebanyak 24 PLB dengan beberapa komoditas sebagai substitusi kebutuhan pengembangan industri nasional. Ke depan, PLB akan terus dikembangkan baik dari sisi jumlah perusahaan yang mendapatkan izin pengelolaan PLB atau jenis komoditas yang diizinkan melalui mekanisme pendirian PLB.

Komoditas yang saat ini disimpan di dalam PLB, antara lain kapas untuk mendukung industri tekstil dan produk tekstil, produk pendukung industri migas dan pertambangan, bahan kimia, komponen otomotif, serta bahan baku untuk industri makanan dan minuman. Selain itu, PLB juga akan dikembangkan untuk mendukung industri penerbangan, sektor pangan, sektor perikanan, maupun sektor lain yang dianggap penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement