Kamis 22 Sep 2016 17:52 WIB

NTT Swasembada Beras, Benarkah?

Rep: melisa riska putri/ Red: Budi Raharjo
Petani menata padi saat panen. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petani menata padi saat panen. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUMBA TIMUR -- Kementerian Pertanian optimistis mewujudkan swasembada padi di Nusa Tenggara Timur pada 2016. Tak hanya itu, NTT kelak akan menjadi lumbung beras di daerah perbatasan dan hasilnya bisa diekspor ke negara tetangga. 

Untuk mewujudkan upaya ini, Kementan bersama Kodam IX/Udayana, pemerintah Provinsi NTT, dan pemda tingkat dua melakukan percepatan tanam melalui Pencanangan Giat Tanam Serampak di Desa Tanaraing, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (22/9). Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani mengatakan, pencanangan giat tanam serempak ini bertujuan agar luas tambah tanam April-September 2016 mencapai 100 persen yaitu 70.384 hektare. 

Sementara luas tambah tanam sampai 20 September 2016 telah mencapai 63.491 hektare atau 90,2 persen. Itu artinya masih ada sedikit kekurangan luas tanam yang harus diselesaikan. “Untuk mencapai target ini, maka pencanangan ini dilakukan secara serempak di 18 kabupaten dengan masing-masing luas tanam 10 hektare. Khusus di Sumba Timur yang merupakan lokasi pencanangan, luas tanam mencapai 143 hektare sehingga totalnya 313 hektare,” kata Ani kepada Republika, Kamis (22/9).

Adapun total luas tambah tanam mulai Januari sampai 20 September 2016 sebesar 206.620 hektare. Dari capaian tersebut dengan estimasi produktivitas 3,65 ton per hektare diperoleh produksi sebanyak 754.163 ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan kebutuhan hanya 578.566,89 ton GKG. 

"Hasilnya, NTT sudah bisa produksi padi 130 persen atau surplus sebanyak 30 persen. Hitungan tersebut telah memperhitungkan konversi BPS untuk galengan dan sebagainya serta menghitung rendemen beras 60 persen,” ujarnya. 

Ani mengatakan, menindaklanjuti upaya Menteri Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan, NTT dipastikan mampu mewujudkan hal tersebut dengan membangun lumbung pangan. “Ini dapat dilihat dari apabila periode mendatang Oktober sampai Desember lahan sawah mampu berproduksi dengan baik maka produksi beras NTT siap mendukung pangan di perbatasan untuk ekspor ke negara tetangga,” lanjut dia. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement