REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah mencatat kinerja positif di awal pekan ini. Rupiah sedikit menguat terhadap dolar AS dan IHSG ditutup menguat sekitar satu persen.
Menurut VP of Market Research Forextime Jameel Ahmad, langkah pelonggaran moneter dari Bank Indonesia sangat membantu IHSG sepanjang tahun 2016 dan sinyal pelonggaran melalui kebijakan moneter maupun stimulus fiskal dari pemerintah mungkin akan terus meningkatkan optimisme terhadap pasar domestik.
"Satu alasan mengapa sentimen terhadap IHSG sangat menguat Senin ini mungkin karena Mantan Wakil Presiden Boediono berkomentar bahwa Indonesia berpeluang menjadi salah satu dari tujuh ekonomi terkuat dunia pada 2030," kata Jameel dalam pernyataan pers tertulis kepada Republika.co.id, Rabu (21/9).
Ancaman utama bagi pasar domestik saat ini, menurutnya, adalah kemungkinan terguncangnya pasar finansial apabila Fed meningkatkan suku bunga AS pada Rabu (21/9). "Walaupun spekulasi tentang rencana Fed meningkatkan suku bunga AS masih berlanjut, ekspektasi peningkatan suku bunga AS bulan ini sangat rendah. Jika terjadi peristiwa di luar dugaan dapat menjadi risiko besar bagi seluruh ekonomi pasar berkembang," tutur Jameel.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila suku bunga AS ditingkatkan, seantero pasar berkembang termasuk Indonesia terancam mengalami arus keluar kas. "Investor yang mencari imbal hasil dari suku bunga yang lebih tinggi akan mengakibatkan pembelian aset AS dan mungkin saja terjadi aksi jual rupiah," ujarnya.