Jumat 16 Sep 2016 02:37 WIB

Rupiah Melemah Terhadap Empat Mata Uang Utama Dunia

Red: Nur Aini
Seorang karyawati menghitung uang Rupiah pecahan seratus ribu disalah satu tempat penukaran uang di Jakarta Pusat, Senin (18/7).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang karyawati menghitung uang Rupiah pecahan seratus ribu disalah satu tempat penukaran uang di Jakarta Pusat, Senin (18/7). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar rupiah pada Agustus 2016 melemah atau terdepresiasi terhadap empat mata uang utama dunia, yakni dolar AS, dolar Australia, yen Jepang, dan euro.

"Sepanjang Agustus rupiah terdepresiasi terhadap empat mata uang uang paling banyak diperjualbelikan. Ada banyak penyebabnya, salah satunya pada Agustus 2016, kondisi pengangguran di AS menurun sehingga berdampak pada berbagai negara, termasuk Indonesia," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo pada konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/9).

Sasmito mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Agustus 2016 melemah 1,00 persen dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah yang terjadi pada minggu kelima Agustus 2016 mencapai Rp 13.237,81 per dolar AS. Menurut provinsi, level terendah terjadi di Provinsi Kalimantan Utara mencapai Rp 13.368 per dolar AS pada minggu keempat Agustus 2016, sedangkan level tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat, yaitu Rp 13.300 per dolar AS pada minggu terakhir Agustus 2016.

Selain pada Amerika Serikat, rupiah juga melemah terhadap dolar Australia 1,59 persen dengan level terendah rata-rata nasional Rp 10.033,89 per dolar Australia. Menurut Sasmito, depresiasi rupiah terhadap dolar Australia juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang membaik sehingga mata uang turut terapresiasi dari rupiah.

Sementara itu, rupiah juga terdepresiasi 3,41 persen terhadap yen Jepang dengan lebel terendah rata-rata nasional mencapai Rp 130,74 per yen Jepang. Rupiah turut terdepresiasi 2,42 persen terhadap euro pada Agustus 2016 dengan level terendah rata-rata nasional mencapai Rp 14.912,91 per euro. "Salah satu penyebabnya adalah pelemahan perekonomian pada beberapa negara anggota Uni Eropa," ujar Sasmito.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement