Selasa 13 Sep 2016 10:04 WIB

Indonesia Harus Ekspor Barang Jadi, Bukan Barang Mentah

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Budi Raharjo
Tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- ‎ Kementrian Perdagangan (Kemendag) terus memperkuat kinerja ekspor khususnya barang jadi. Sebab produk jadi memiliki nilai lebih dibandingkan barang mentah ketika diekspor.

”Sudah saatnya kita tidak lagi mengekspor bahan mentah, tapi beralih ke barang jadi yang bernilai tambah seperti yang dipamerkan oleh para peserta di Paviliun Indonesia,” Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Arlinda melalui siaran pers, ‎Selasa (13/9).

Salah satu upaya tersebut dilakukan Kemendag melalui pameran internasional China-ASEAN Exhibition Expo (CAEXPO) ke-13 di Nanning International Convention & Exhibition Center (NICEC), Nanning Guangxi, Cina, Minggu (11/9). Arlinda menjelaskan, Kemendag memang terus meningkatkan upaya promosi ke semua negara di dunia. 

Kali ini, Indonesia membuka peluang pasar produk di Cina dan meningkatkan kerja sama strategis Indonesia-Cina. Dalam pameran CAEXPO kali ini sebanyak 81 pelaku usaha nasional ikut berpartisipasi memamerkan produknya.

“Pameran CAEXPO telah berkembang menjadi platform penting dalam mempromosikan perdagangan dan investasi ASEAN dan Cina, termasuk Indonesia. CAEXPO juga menjadi model kerja sama yang baik dalam mencapai pembangunan bersama antar negara-negara ASEAN dan Cina itu sendiri,” tutur Arlinda. 

Dalam pameran CAEXPO yang banyak memperkenalkan ritel multi produk, tahun ini‎ Indonesia memamerkan produk-produk furnitur seperti barang konsumsi, spa, produk herbal dan kecantikan. Indonesia juga membawa produk dekorasi rumah, aksesoris fashion dan perhiasan, serta makanan dan minuman.‎ Andalan Indonesia kali ini adalah aksesoris fashion dan perhiasan karena peminatnya yang cukup tinggi. 

Selain ikut serta dalam penyelenggaraan CAEXPO, Indonesia juga‎ berpartisipasi pada Forum ke-2 Promosi Industri dan Perlengkapan Manufaktur Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 sebagai bentuk dukungan Indonesia pada fokus pembangunan Cina saat ini. 

Dalam kesempatan ini, Arlinda menjelaskan bahwa‎ Pemerintah Indonesia telah mengumumkan sebuah konsep “Poros Maritim Dunia."  Program kemaritiman ini dapat melengkapi inisiatif Cina yaitu Jalur Sutra Maritim (Maritime Silk Road). Konsep Jalur Sutra Maritim abad ke-21, yang menekankan pada peningkatan hubungan di wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika dengan membangun jaringan kota-kota pelabuhan.

 "Sejak abad ke-21, Jalur Sutra Maritim merupakan sebuah platform yang berdasarkan perundingan dan konstribusi bersama, sehingga kita dapat saling berbagi manfaat," kata Arlinda.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement