Rabu 07 Sep 2016 06:40 WIB

Pernyataan Menteri Minyak Arab Saudi Dorong Harga Minyak Turun

Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak Brent berakhir lebih rendah pada Selasa (6/9) atau Rabu (7/9) pagi WIB), setelah Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan saat ini belum ada kebutuhan untuk membatasi produksi minyak.

"Tidak ada kebutuhan sekarang untuk membekukan produksi," kata Al-Falih dalam sebuah wawancara pada Senin (5/9) di Hangzhou, Cina. 

"Ini adalah salah satu pilihan yang lebih disukai, tapi tidak perlu hari ini. Pasar dari hari ke hari sedang membaik," kata dia menambahkan.

Para analis mengatakan pernyataannya memperlemah ekspektasi pasar untuk pembatasan produksi segera, sehingga membebani harga minyak Brent pada Selasa (6/9).

Sementara itu, harga minyak di pasar AS untuk penyerahan Oktober, yang tidak ada perdagang di New York pada Senin (5/9)karena libur Hari Buruh, beringsut naik tipis pada Selasa (6/9). Patokan harga AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 0,39 dolar AS menjadi menetap di 44,83 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman November kehilangan 0,37 dolar AS menjadi ditutup pada 47,26 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Harga minyak bervariasi karena harapan setiap investor bahwa negara-negara produsen akan membatasi produksi mereka, gagal meningkatkan pasar.

Pada Senin (5/9), harga sempat melonjak setelah Rusia, yang bukan merupakan anggota OPEC, dan Arab Saudi berjanji untuk bekerja sama dalam menstabilkan harga meskipun para pejabat dari kedua negara mengatakan mereka melihat tidak diperlukan pembekuan produksi.

Selain itu, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh OPEC, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan penting bagi Iran untuk mendapatkan kembali tingkat produksi pra-sanksinya meskipun negaranya mendukung setiap upaya OPEC untuk memulihkan stabilitas harga global.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement