REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren konsumen halal lifestyle meningkat dan berkembang besar. “Kalau pada 2015 nilai ekonomi mencapai 1,8 triliun dolar AS,maka tahun 2020 diperkirakan mencapai 2,6 triliun dolar AS,”ungkap Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar kepada Republika, Selasa (30/8/2016).
Mantan Wakil Menteri Pariwisata RI yang merintis pengembangan pariwisata halal (halal tourism) sejak tahun 2012 itu, menjelaskan, betapa besarnya potensi industri halal menjadikan negara-negara bukan anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) juga mengembangkan industri halal yang menjadi bagian dari pengembangan ekonominya.
Mereka antara lain menyelenggarakan berbagai event halal internasional . Pada tahun ini beberapa event internasional yang digelar di antaranya, Malaysia menyelenggarakan rutin MIHAS (Malaysia Halal Industry Showcase), Halal Expo 2016 Australia, Philipine Halal Assembly, Halal Tourism Conference di Turki, Halal Taiwan, Moscow Halal Expo, Halal Expo Korea, Global Islamic Economic Summit di Dubai, Halal Expo Spain 2016, dan Thailand Halal Assembly.
“Indonesia sebagai negara Muslim terbesar tidak menangkap tren tersebut. Kami tergerak untuk menangkap peluang dan potensi industri halal dengan menggelar event Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IHLC),”papar Sapta Nirwandar. Event yang diselenggarakan pada 6-8 Oktober 2016, mengusung tema “Halal Lifetyle: Global Trends and Business Opportunity”.
Sapta menjelaskan, kegiatan ini terdiri dari pameran yang akan mengekspos 10 sektor industri halal Indonesia dan konferensi internasional. Perhelatan yang diselenggarakan di Ciputra Artpreneur Gedung CiputraWorld Jakartra ini bakal menjadi forum bisnis internasional yang diharapkan dapat mempertemukan antara produsen halal Indonesia dengan pasar, baik pasar domestik maupun internasional.
“Tahun ini kita mulai sebagai awal publikasi kepada dunia dan pada tahun depan kita buat Indonesia Halal Expo yang lebih besar lagi,” tutur Sapta.
Untuk itu, Sapta menggandeng pemerintah dan stakeholders untuk bersama-sama mengembangkan industri halal. Instansi dan lembaga yang diajak bersama-sama dalam forum tersebut adalah Majelis Ulama Indonesia, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, perbankan, asuransi, produsen industri halal, dan lainnya.