Kamis 19 Sep 2019 14:15 WIB

KJRI Jeddah Fasilitasi Sertifikasi Halal Unggas Indonesia

Perlu ada perlakuan sama serta hubungan ekonomi saling menguntungkan kedua negara.

Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Achmad Rizal Purnama (kanan), Konjen RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin (tengah), dan Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar berbincang-bincang di acara Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019 di Balai Nusantara, KJRI Jeddah, Arab Saudi, Rabu (18/9) petang.
Foto: Budi Raharjo
Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Achmad Rizal Purnama (kanan), Konjen RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin (tengah), dan Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar berbincang-bincang di acara Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019 di Balai Nusantara, KJRI Jeddah, Arab Saudi, Rabu (18/9) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi, mendorong terwujudnya sertifikasi halal dari otoritas Arab Saudi bagi produk unggas asal Indonesia. Konjen RI di Jeddah, Mohammad Hery Saripudin, mengatakan pihaknya akan memberikan rekomendasi agar MUI Saudi mau menjalin kerja sama dan datang ke Tanah Air untuk melihat langsung kondisi rumah pemotongan hewan.

Hery menginginkan terciptanya perlakuan yang sama serta hubungan ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara. "Ayam, daging atau makanan merupakan kebutuhan yang cukup besar di Arab Saudi," ujar dia kepada //Republika// di sela Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019 yang digelar di Balai Nusantara di KJRI Jeddah, Rabu (18/9) malam.

KJRI Jeddah, ujar Hery, sangat memerhatikan kepentingan ekonomi nasional. Tak hanya soal daging dan ayam, ia juga ingin produk-produk lainnya dari Indonesia bisa banyak dikonsumsi di Saudi. Contohnya, barang-barang terkait jamaah umrah Indonesia.

Hery menyebutkan rata-rata jamaah umrah Indonesia yang datang ke Saudi sekitar 100 ribu orang per bulan. Melihat jumlah jamaah yang sangat besar itu, KJRI melakukan pendekatan ke pengelola hotel-hotel yang biasa digunakan jamaah Indonesia. "Kita minta mereka menggunakan produk-produk buatan Indonesia," katanya.

Di mulai dari produk-produk yang kecil semacam sampo mandi, kertas tisu, handuk, dan sejenisnya. KJRI akan memberikan rekomendasi kepada biro perjalanan umrah di Tanah Air mengenai hotel-hotel yang telah menggunakan produk-produk buatan Indonesia.

Ada pula upaya KJRI Jeddah yang meminta Organda Saudi menggunakan bus yang dikaroseri di Indonesia. Lantaran setiap tahun, jamaah haji Indonesia membutuhkan 375 sampai 400 unit bus untuk angkutan Sholawat (sholat lima waktu) jamaah selama di Tanah Suci. "Hasilnya, perusahaan transportasi Saudi, Dallah, mengimpor 400 unit bus yang dikaroseri di Indonesia," ucap Hery memaparkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement