Senin 22 Aug 2016 19:09 WIB

'Diserbu' Ribuan Peminat, Seleksi Awal Wismilak DSC Loloskan 90 Kandidat

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Presentasi peseta program Kompetisi Wirausaha yang dicetuskan Wismilak Diplomat dan Wismilak Foundation
Foto: Istimewa
Presentasi peseta program Kompetisi Wirausaha yang dicetuskan Wismilak Diplomat dan Wismilak Foundation

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Kompetisi Wirausaha yang dicetuskan Wismilak Diplomat dan Wismilak Foundation berhasil menuntaskan tahap seleksi awal Diplomat Success Challenge (DSC) 2016. Dari sekitar 6.300 proposal yang masuk, tim penyeleksi berhasil memilih 90 kandidat untuk bersaing di tahap berikutnya.

“Tahun ini kami kembali kebanjiran peminat mengulang sukses tahun lalu, ada lebih dari 6.000 proposal yang terjaring masuk,” ujar Ketua Dewan Komisioner DSC Surjanto Yasaputera, Senin (22/8).

Proses seleksi tahap awal dari program yang dicanangkan untuk mendorong pertumbuhan wirausaha di kalangan usia produktif dari 20 hingga 45 tahun ini telah berlangsung selama satu bulan, terhitung sejak pendaftaran di tutup pada 13 Juni lalu. Surjanto mengatakan para peserta yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia ini didominasi oleh mahasiswa dan sarjana yang baru lulus dari bangku perkuliahan sebanyak 61 persen. Sedangkan dari profesional muda sebanyak 39 persen.

Tak hanya memiliki peserta yang berasal dari latar belakang yang luas, proposal bisnis yang diajukan para peserta juga mencakup 10 kategori. Beberapa kategori yang paling diminati oleh para peserta ialah perdagangan, kuliner, industri kreatif, industri proses, industri agro dan industri informasi. Yang tak kalah menarik, DSC tahun ketujuh ini juga mendapati proposal bisnis yang merambah bidang teknologi hijau dan energi terbarukan.

"Sebagaimana tahun sebelumnya, proposal yang datang dari seluruh penjuru Indonesia ini dikelompokkan menjadi tiga area, yakni kawasan Indonesia Timur, Tengah dan Barat," tambah Surjanto.

Surjanto mengatakan seleksi tahap awal Wismilak DSC tahun ketujuh ini terdiri atas tiga tahapan besar yang menantang. Tahap permulaan dimulai dari seleksi proposal yang dilakukan oleh satu tim penyeleksi yang terdiri dari 10 orang. Tahap selanjutnya, panitia melakukan penelitian terhadap akurasi angka-angka keuangan dari ribuan proposal bisnis yang telah lolos. Surjanto mengatakan tahap ini sangat penting untuk melihat prospek keuntungan bisnis secara logis dari kinerja keuangan yang dicanangkan.

"Kami tidak menuntut perhitungan keuangan yang sempurna, namun proposal yang perhitungan keuangannya ngawur sudah pasti langsung dicoret," terang Surjanto.

Tahapan yang paling berat dari proses seleksi awal ini ialah ketika tim panitia melakukan penilaian terhadap ide-ide usaha para peserta. Alasannya, dalam tahap ini tim panitia harus mengukur orisinalitas bentuk dan kualitas usaha, potensi pasar, prospek pertumbuhan hingga dampak positif dari proposal bisnis yang diajukan terhadap masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, Surjanto mengatakan tim panitia bekerja ekstra dan tak jarang berdebat untuk memberikan penilaian yang paling tepat terhadap seluruh proposal bisnis yang diseleksi dalam waktu hanya dua minggu ini. Dari proses seleksi yang menantang tersebut, tim panitia berhasil memilih dan meloloskan 90 dari sekitar 6.300 proposal bisnis yang diajukan peserta.

Ke 90 proposal tersebut berasal dari tiga kawasan kompetisi secara merata di mana tiap-tiap kawasan. Yaitu Indonesia Timur, Tengah dan Barat, memiliki 30 kandidat yang disebut sebagai challenger.

Para challenger yang telah lulus, lanjut Surjanto, akan mengikuti tahapan selanjutnya yaitu audisi. Surjanto mengatakan tahap ini akan lebih menantang bagi para challenger karena masing-masing akan tampil untuk mempresentasikan proposal ide bisnis mereka di hadapan para juri dengan waktu 15 menit saja.

"Inilah saat paling menegangkan karena dewan juri yang terdiri dari 3 orang akan mencecar dengan berbagai pertanyaan untuk menguji," ungkap pria yang akrab disapa Pak Sur ini.

Surjanto mengatakan para challenger yang lolos tahap audisi akan diundang untuk mengikuti tahap selanjutnya berupa Market Challenge yang akan diselenggarakan di tiga kota yaitu Surabaya, Yogyakarta dan Bandung. Pada seleksi tahap terakhir ini, Surjanto mengatakan tiap challenger akan dihadapkan pada berbagai kasus bisnis yang harus mereka pecahkan yang menggambarkan tantangan usaha sesungguhnya. Kasus-kasus bisnis ini akan meliputi penjualan produk baru yang menurun hingga inovasi yang perlu dilakukan untuk menarik minat pembeli.

Meski proses seleksi tahap awal telah usai, Surjanto berpesan agar para peserta yang belum lolos tahun ini tak berkecil hati dan tetap berusaha di tahun berikutnya. Surjanto berharap para peserta yang belum lolos di tahun ini dapat mempelajari tips penilaian proposal yang telah ia utarakan dan lebih memperhatikan kelengkapan proposal.

"Jadi, teruslah bersemangat calon wirausaha Indonesia, tantangan harus ditaklukkan, sekarang atau nanti," pesan Surjanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement