REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (19/8) sore bergerak melemah sebesar sembilan poin menjadi Rp 13.129, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 13.120 per dolar AS.
"Rupiah melemah pada akhir pekan ini (19/8), namun masih relatif wajar mengingat dalam beberapa hari terakhir telah bergerak menguat," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta.
Menurut dia, pelemahan rupiah masih bersifat teknikal sehingga ruang rupiah untuk kembali bergerak ke area positif cukup terbuka, apalagi fundamental ekonomi Indonesia relatif cukup positif. Ia menambahkan bahwa dalam RAPBN 2017 disebutkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3 persen, lebih baik dari tahun ini yang sebesar 5,1 persen.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa secara umum optimisme pelaku pasar uang masih bertahan di pasar keuangan Indonesia. Pemerintah cukup realistis memasang target dalam RAPBN sehingga meningkatkan kredibilitas kebijakan serta kepercayaan investor di pasar uang.
Di sisi lain, kata dia, angka inflasi Amerika Serikat yang turun serta notulensi rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini yang tidak terburu-buru menaikan suku bunga turut menahan penguatan dolar AS lebih tinggi. "Peluang kenaikan suku bunga AS cenderung rendah walaupun beberapa anggota the Fed masih menginginkan kenaikan yang secepatnya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.119 dibandingkan Kamis (18/8) Rp 13.114.