Rabu 17 Aug 2016 13:59 WIB

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Dinilai Cukup Berat

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nur Aini
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Target pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2017 sebesar 5,3 persen dinilai masih relatif berat. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2017 yang menarget pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen, dengan asumsi prospek perekonomian global yang dianggap kian membaik.

Anggota Komisi XI DPR Refrizal menilai, angka 5,3 persen terlalu berlebihan. Politikus PKS itu memandang, pemerintah justru masih harus berjuang untuk mencapai target pertumbuhan 2016, yang sebesar 5,2 persen, bila dipakai untuk tahun mendatang.

“Menurut saya, agak berat kalau pertumbuhan 5,3 persen. Menurut saya, maksimal 5,2 persen saja sudah sulit mencapainya dengan kondisi penerimaan dan kondisi nasional serta global yang melambat,” kata Refrizal dalam pesan singkatnya, Rabu (17/8).

Terkait target penerimaan negara pada 2017, pemerintah mematoknya sebesar Rp 1.495,9 triliun untuk penerimaan perpajakan dan Rp 240,4 triliun untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Legislator dapil Sumatra Barat II itu menganggap, target penerimaan pajak 2017 itu mungkin saja tercapai, asalkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mampu memanfaatkan momentum pengampunan pajak (tax amnesty).

Kemudian, Presiden juga harus meniadakan kegaduhan-kegaduhan politik di internal Kabinet Kerja. Koordinasi antarkementerian dinilainya mesti dijaga. “Jangan sampai kementerian/lembaga membuat kebijakan sendiri-sendiri,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement