REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan kesiapanya menghadapi dinamika ekonomi global dan nasional yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai, perlu melakukan perubahan mendasar strategi pembangunan baik melalui kebijakan fiskal, moneter, maupun sektor riil.
"Dinamika perekonomian global maupun domestik serta prospek perekonomian nasional ke depan, menjadi pertimbangan utama dalam menentukan asumsi dasar ekonomi makro untuk 2017 yang memberi fondasi bagi penyusunan arah program dan kebijakan di 2017 mendatang," tutur Darmin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/8).
Harga Minyak Mentah Diasumsikan 45 Dolar AS per Barel
Darmin menjelaskan, RAPBN 2017 disusun berdasarkan pokok-pokok kebijakan fiskal yang mengacu pada tema, 'Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Peningkatan Daya Saing dan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan'. Strategi yang ditempuh adalah memberikan stimulus atau insentif fiskal, seperti pajak dan perbaikan kualitas belanja, menjaga daya tahan fiskal dengan melakukan peningkatan fleksibilitas belanja dan pengendalian perkembangan fiskal, serta menjaga keberlanjutan fiskal dengan menjaga defisit di tingkat yang aman, yakni di bawah tiga persen, serta mengendalikan utang dan keseimbangan primer.
Menurut Darmin, penanganan isu-isu strategis akan ditempuh melalui program kerja tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017. Fokusnya adalah 'Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah'. Darmin mengupayakan, fokus tersebut di dapat dijalankan melalui kebijakan perpajakan yang mengoptimalkan potensi pajak dengan tetap menjaga iklim investasi dan usaha.