REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia menguat untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa waktu NEw York atau Rabu (17/8) pagi WIB. Harga minyak dunia naik di tengah spekulasi bahwa pembicaraan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bulan depan bisa menghasilkan pembekuan produksi minyak mentah.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah 0,84 dolar AS menjadi menetap di 46,58 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, patokan global, naik 0,88 dolar AS menjadi ditutup pada 49,23 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Reuters melaporkan OPEC mungkin akan menghidupkan kembali pembicaraan tentang pembekuan tingkat produksi minyak ketika OPEC bertemu negara-negara non-OPEC pada bulan depan. Sementara itu, Rusia terus mengisyaratkan upaya-upaya untuk mengakhiri kelebihan pasokan global.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya sedang merencanakan kemungkinan sebuah pertemuan dengan OPEC pada Oktober. Rusia bukan anggota OPEC. Pernyataan Novak menyusul perkataan dalam beberapa hari terakhir dari Arab Saudi bahwa pertemuan OPEC bulan depan bisa menghasilkan kesepakatan tentang stabilisasi harga dan bahwa Rusia akan bekerja sama.
Harga minyak juga didukung oleh dolar AS yang lebih lemah, yang membuat minyak dalam denominasi dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar AS merosot terhadap mata uang utama lainnya karena tertekan komentar dari para pejabat Federal Reserve. Presiden Fed San Francisco John Williams mengatakan pada Senin sore bahwa bank sentral AS akan mempertimbangkan penetapan target inflasi yang lebih tinggi. The Fed saat ini menargetkan inflasi dua persen.