REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2016 mengalami surplus 598,3 juta dolar AS.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, surplus yang didapat pada Juli karena nilai ekspor masih lebih tinggi dari impor. Nilai ekspor pada Juli mencapai 9,51 miliar dolar AS, sedangkan impor mencapai 8,92 miliar dolar AS.
"Untuk surplus Juli 2016 memang mengalami penurunan dibanding 2015 yang surplus neraca perdagangannya masih bagus sebesar 1,38 miliar dollar AS. Tapi ini masih bagus dibandingkan 2014 yang hanya 42,4 juta dolar AS," kata Suryamin dalam konferensi pers, (15/8).
Suryamin menjelaskan, ekspor pada bulan Juli mengalami penurunan 26,67 persen dibandingkan Juni 2016. Nilai ekspor year on year (yoy) juga masih turun 17, 02 persen. Untuk sektor migas mengalami penurunan Juni-Juli sebesar 15,89 persen dari 1, 19 miliar dolar AS menjadi 1 miliar dolar AS. Sedangkan sektor nonmigas turun dari 11,79 miliar dolar AS menjadi 8,52 miliar dolar AS.
Penurunan ini, lanjut Suryamin masih wajar karena pada Juli terdapat hari Raya Idul Fitri yang membuat distribusi barang untuk ekspor mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Perusahaan juga dalam bulan puasa meliburkan pegawai dan banyak yang menghentikan pengoperasian perusahaan sebelum dan setelah Idul Fitri.