Jumat 12 Aug 2016 15:31 WIB

BI Sebut Sektor Maritim Jalur Cepat Pemulihan Ekonomi

Red: Nur Aini
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowadojo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowadojo

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bank Indonesia menilai pengembangan sektor maritim dapat menjadi jalur cepat atau sektor prioritas untuk memulihkan kegiatan ekonomi nasional, karena di sisa tahun andil dari komoditas masih akan lesu.

"Tidak ada negara besar yang tidak memperhatikan kemaritiman. Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, tidak ada yang mengabaikan kemaritiman. Kemaritiman dapat menjadi quick wins," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam diskusi publik di Batam, Jumat (12/8).

Sayangnya, kata Agus, ekonomi kemaritiman di Indonesia belum berkembang dengan optimal. Indikatornya, kontribusi sektor maritim ke Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional baru 4 persen, padahal Filipina sudah 21 persen, dan Jepang, 28 persen. "Seperti yang dikatakan Presiden, kita sudah terlalu lama memunggungi lautan. Kita harus bangkitkan industri maritim," ujarnya.

Menurut Agus, perbaikan sektor kemaritiman menjadi keniscayaan bagi Indonesia. Hal ini karena, perairan Indonesia menjadi bagian besar dari arus perdagangan internasional. Namun, manfaat yang diterima Indonesia masih sangat minim. "45 persen perdagangan barang di regional Asia Pasifik melalui arus laut kepulauan indoensia," katanya.

Di sisi industri, kemartiman juga menjadi penting untuk memperbaiki defisit jasa. Sektor kemaritiman, kata Agus, menyumbang 80 persen defisit jasa yang pada 2015 sebesar 8,4 miliar dolar AS. Selain itu, eksportir di sektor kemaritiman juga masih bergantung dengan ketersediaan asing. Misalnya, jasa asuransi perkapalan sebanyak 87 persen masih ditangani oleh perusahaan keuangan asing. "Hal itu membuat defisit semakin melebar di neraca jasa, yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap defisit neraca transaksi berjalan," ujarnya.

Agus mengatakan BI akan membawa usulan tersebut dalam rapat koordinasi tertutup dengan pemerintah pusat dan daerah, di Batam, Jumat petang ini. Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun meminta Bank Indonesia juga memperhatikan masih sulitnya akses permodalan untuk pengembangan usaha sektor maritim. Masih tingginya bunga pinjaman untuk usaha menurut Nurdin, menyebabkan daya saing usaha maritim di Indonesia lebih rendah dibanding negara lain di Asia Tenggara. "Kami harap ada penyediaan sumber pendaan permodalan kredit usaha berbunga rendah. Kita jangan kalah saing dengan negara tetangga," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement