REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta agar badan usaha milik negara (BUMN) menjadi mitra tetap bagi para industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri. Hal ini sebagai salah satu upaya mempertahankan kelangsungan usaha IKM di tengah serbuan produk impor.
Airlangga mengatakan, dalam rangkaian kunjungan kerja di Jawa Tengah, dia menyempatkan untuk meninjau sentra IKM pengecoran logam dan permesinan di Ceper, Klaten. Salah satunya adalah Koperasi Batur Jaya yang sangat mengandalkan kontrak pemesanan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT INKA (Persero) untuk produk blok rem yang digunakan di kereta api. Koperasi Batur Jaya telah melakukan kerjasama dengan PT Kerata Api Indonesia untuk pengadaan blok rem metalik sejak 1989.
"Saya mendapatkan laporan, produk blok rem yang dihasilkan mereka sudah memenuhi SNI dan ISO. Kualitasnya pun sudah semakinbaik dari waktu ke waktu," ujar Airlangga, Jumat (12/8).
Airlangga berharap dua BUMN tersebut dapat terus mempercayakan produksi blok rem kepada IKM pengecoran logam di Klaten. Sebab, hal ini turut mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Menurut Airlangga, setiap persero tersebut mendapatkan dana dari APBN maka diwajibkan untuk ikut membantu perekonomian masyarakat dengan menggunakan produk dalam negeri. Apalagi, IKM pengeceroan logam di Indonesia tengah mendapat tantangan berat dalam merebut pasar, terutama bersaing dengan produk Cina dan Australia.
"Oleh karena itu, kami siap membantu melalui koordinasi dengan BUMN agar bisa membeli produk mereka. Kalau bukan kita yang membangun industri dalam negeri, lalu siapa lagi," kata Airlangga.
Airlangga menambahkan, Kementerian Perindustrian siap untuk meningkatkan jumlah pelaku IKM di Indonesia yang saat ini mencapai 20 ribu pengusaha. Di Sentra IKM Cor Logam Ceper terdapat 260 pengusaha yang dapat menyerap tenaga kerja hingga 3500 orang. Kemampuan produksinya yakni sekitar 3 ribu ton per bulan dengan produk antara lain komponen otomotif, spare parts pabrik, dan ornamen.