Rabu 10 Aug 2016 03:17 WIB

Pemerintah Diminta Segera Benahi Tata Kelola Peternakan Nasional

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Daging sapi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Foto: ROL/MGROL72
Daging sapi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta segera membenahi tata kelola peternakan sapi nasional secara jujur. Pembenahan dinilai dapat dimulai dari sisi kebijakan, sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha peternakan sapi, baik pada skala usaha rakyat maupun peternakan besar.

"Perum Bulog semestinya mendapatkan penugasan yang jelas dan pemerintah memberikan waktu yang cukup bagi Bulog untuk mengelola pangan, termasuk daging, dengan baik," kata Pendiri Bincang-Bincang Agribisnis (BBA) Yeka Hendra Fatika dalam siaran pers pekan ini.

Yeka lantas menyinggung kegagalan pemerintah mencapai harga daging sapi pada level Rp 80 ribu per kilogram pada momen Ramadhan 2016 lalu. Padahal sejumlah kebijakan telah digulirkan pemerintah, mulai dari operasi pasar secara masif dan permanen hingga pengawasan terhadap tata niaga daging sapi yang melibatkan semua potensi pemerintah termasuk TNI dan kepolisian.

Operasi pasar, kata dia, semestinya aktivitas emergensi. Operasi pasar dilakukan saat terjadi harga yang tidak wajar ataupun kelangkaan produk. Apabila operasi yang berlaku permanen tentu akan menjadikan persaingan yang tidak sehat dengan pelaku pasar yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan pantauan dan analisis BBA, untuk kebutuhan sepanjang Ramadhan dan Lebaran 2016, pemerintah telah memberikan izin impor daging sapi beku sebanyak 27 ribu ton. Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, BUMN (Bulog dan Berdikari), BUMD (PD Pasar Jaya, Dharma Jaya), dan pihak swasta, terutama 12 perusahaan swasta yang ditunjuk melakukan impor daging sapi beku kemudian secara masif melakukan operasi pasar di sudut-sudut pasar dan di berbagai pusat-pusat keramaian.

Berdasarkan kalkulasi para pedagang sapi di pasar tradisional Jabodetabek. Kebutuhan daging per hari di wilayah Jabodetabek adalah 252 ton per hari. Saat Ramadhan dan Lebaran permintaan biasanya mengalami peningkatan hingga 33 persen atau menjadi 336 ton per hari atau sebanyak 11.080 ton selama periode Ramadhan dan Lebaran.

"Dengan permintaan sebesar 11.080 ton selama Ramadhan dan Lebaran di wilayah Jabodetabek dan jumlah yang digelontorkan selama OP sebesar 10.640 ton atau 96 persen dari permintaannya," tutur Yeka. Akan tetapi harga rata-rata daging sapi di pasar tradisional ternyata tidak mengalami penurunan signifikan.

Menurut Yeka, desain OP bukan untuk menurunkan harga, akan tetapi untuk meningkatkan segmen pasar baru. Sementara, bukan masyarakat dan peternak yang menikmati dampak kebijakan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement