REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sejumlah titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen terus bermunculan di Provinsi Riau, yang saat ini menyebar di tiga kabupaten, Ahad (7/8) .
Berdasarkan data Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, secara keseluruhan terpantau enam titik panas yang terdeteksi satelit Terra dan Aqua. "Enam titik panas menyebar di Kampar tiga titik, Rokan Hilir dua titik dan Bengkalis satu titik," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.
Dari enam titik panas tersebut, empat diantaranya dipastikan sebagai titik api sebagai indikasi adanya Karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. Mayoritas titik api terkonsentrasi di Kabupaten Kampar dengan tiga titik sementara satu titik di Rokan Hilir. Meski begitu, dari informasi yang dirangkum dari tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau, tiga wilayah yang terpantau titik panas tersebut seluruhnya dipastikan sebagai kebakaran.
Di Bengkalis, kebakaran lahan yang berada di Tasik Serai, Kecamatan Mandau meluas. Tim saat ini menerbangkan helikopter pengebom air ke wilayah tersebut sebagai upaya penanggulangan melalui jalur udara. Sementara itu, di Kampar, Karhutla terpantau di wilayah Kampar Kiri Hulu. "Namun, kebakaran di wilayah Kampar Kiri Hulu berhasil ditanggulangi. Sekarang tim bergerak ke wilayah Bangko, Rokan Hilir," kata anggota Satgas Udara Karhutla Riau, Lettu Sherif Yanuardi di Pekanbaru.
Sheriff mengatakan tim Satgas Udara masih terus berupaya melakukan pengeboman air di wilayah yang terbakar. Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016. Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan perpanjangan status itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei sebelumnya telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar tetap meningkatkan pemadaman dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. "Bagi masyarakat diimbau untuk tidak membakar, terutama saat membuka lahan sebab, dampak kebakaran sangat luar biasa dan merugikan semua pihak. Pencegahan harus ditingkatkan karena lebih efektif daripada pemadaman," katanya.