Sabtu 06 Aug 2016 02:30 WIB

Menteri Susi: Dengan Penghematan, Republik Ini akan Sehat

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menjawab pertanyaan awak media di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (26/7).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menjawab pertanyaan awak media di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KKP), Susi Pudjiastuti mengungkapkan efisiensi anggaran yang telah dilakukan oleh pihaknya. Menurut dia, efisiensi anggaran dapat memperbaiki kondisi keuangan di Indonesia.

“Kita melihat, dengan uang yang begitu besar, kita tidak efisien. Maka kita melakukan revisi-revisi anggaran sebelum Pemerintah merencanakan pemotongan. Saya yakin dengan pemotongan, penghematan, efisiensi keuangan, republik ini akan sangat sehat dan ini merupakan langkah yang tepat,” ujar Susi dalam siaran persnya, Jumat (5/8).

Selanjutnya, Susi akan berkoordinasi dengan para Gubernur seluruh Indonesia untuk melakukan pendataan ulang pada izin-izin kapal yang telah dikeluarkan. Selain itu, mengenai pemotongan anggaran belanja kementerian/lembaga, Ia mengaku menyetujuinya. Dia menilai pemotongan ini bertujuan agar keuangan negara dapat kembali sehat dan stabil.

“Pemerintah mengadakan pemotongan karena kurang cukup masuknya pajak untuk menopang anggaran. Saya setuju dengan Pak Presiden, Menkeu yang terakhir kita menyetujui dipotong lagi Rp 2 triliun. Kita meng-cut anggaran kita 42  persen dengan uang yang begitu besar. Sebetulnya gak efisien, banyak pengeluaran yang kurang efisien”, jelasnya.

Alokasi anggaran KKP awalnya sebanyak Rp 13,9 triliun tapi mengalami pemotongan anggaran hingga tiga kali. Pemotongan pertama sebanyak Rp 2,89 triliun, kemudian Rp 604 miliar dan pemotongan ketiga senilai Rp 2 triliun. Dengan kata lain, total pemotongannya sebesar Rp 5,5 triliun atau sisanya Rp 8 triliun hingga akhir 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement