REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan gas diyakini bisa mengurangi impor energi. Direktur PGN, Dilo Seno Widagdo mengatakan saat ini PGN telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 7.100 km pipa gas bumi, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pipa-pipa gas tersebut memasok gas bumi yang efisien dan ramah lingkungan ke lebih dari 107.690 rumah tangga pelanggan PGN, 1.857 usaha kecil, mal, restoran, hotel, rumah sakit, serta 1.529 industri skala besar dan pembangkit listrik.
"Semakin banyak masyarakat menggunakan gas bumi, maka akan memberikan dampak besar bagi rakyat dan negara dan mengurangi ketergantungan pada energi impor," kata Dilo.
Dilo menegaskan, PGN terus berkomitmen membangun infrastruktur dan memperluas pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Gas bumi merupakan energi bersih, efisien, dan diproduksi dari perut bumi Indonesia alias tak impor. Tahun lalu PGN telah menambah panjang pipa gas sekitar 1.000 km, dan mulai tahun ini hingga 2019 mendatang, PGN akan menambah panjang pipa gas buminya sekitar 1.680 km
Sri Budi Mayaningsih tetap optimis dengan jalur bisnis mendistribusikan gas melalui pipa gas. Salah satu pertimbangannya, Indonesia sudah banyak bergantung pada BBM impor yang dijual murah (subsidi) dan ini terus membebani keuangan negara. Indonesia memiliki produksi gas bumi yang cukup besar dan cadangan gas yang berlimpah, serta bisa menggantikan impor BBM selama ini.
Sampai dengan kuartal I-2016, PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga, 1.879 UKM, mal, hotel, rumah sakit, restoran, serta 1.576 industri skala besar dan pembangkit listrik. Pelanggan PGN tersebut tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, sampai Papua.