REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta momentum perbaikan ekonomi atau optimisme bisa diakselerasi dan dipercepat dengan langkah yang kredibel.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan Presiden ingin mempercepat pembangunan dengan melihat sejumlah indikator ekonomi. "Jadi saya lihat indikator ekonominya, kita akan terus menjaga supaya momentum perbaikan atau optimisme itu bisa diakselerasi, bisa dipercepat, tentu dengan langkah-langkah yang kredibel," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (5/8).
Jadi sekarang yang paling penting, kata dia, adalah mampu menjelaskan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yang memiliki peran yang sangat penting dalam berjalannya ekonomi termasuk masyarakat, dunia usaha, dan parlemen. "Keseluruhan instrumen APBN, maupun kebijakan-kebijakan pemerintah itu akan dibuat berlandaskan suatu data-data atau informasi yang seakurat mungkin, dan kemudian dibuat kebijakannya," katanya.
Kebijakan juga akan dibuat sejelas mungkin mengenai kesempatan-kesempatan yang terbuka. "Dan kalau ada kendala, kendala seperti apa, sehingga kita bisa merespons secara baik. Saya rasa itu akan menimbulkan momentum yang makin baik," katanya.
Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,18 persen saat ini, kata dia, terus dipantau oleh Presiden dan meminta Kemenkeu untuk terus membaca indikator itu dan meresponsnya dengan kebijakan-kebijakan yang semakin baik. "Pertumbuhan inflasi rendah, pertumbuhan supaya momentumnya tinggi, kesempatan kerja bisa tercipta. Dan kita akan lihat apakah masih ada sisi-sisi yang sifatnya rawan dari dalam maupun dari luar, dan bagaimana kita menyikapinya," katanya.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2016 Lebihi Ekspektasi Pemerintah